iklan Pemkot, TNI, Polri, Apel bersama dalam rangka penyamaan persepsi penanganan Covid-19 di Kota Jambi, Rabu (16/6).
Pemkot, TNI, Polri, Apel bersama dalam rangka penyamaan persepsi penanganan Covid-19 di Kota Jambi, Rabu (16/6).

BERBAGAI upaya terus saja dilakukan oleh para pihak di Kota Jambi dalam rangka menekan sebaran virus Covid-19 di jantung Provinsi Jambi itu. Kini Tim Lacak pun dibentuk. Seperti apa tim itu?

 

------------

 

APEL bersama Pemkot Jambi, TNI dan Polri dalam rangka penanganan Covid-19 di Kota Jambi dan penyamaan persepsi dalam penerapan PPKM di Kota Jambi, Rabu (16/6), digelar di Lapangan Tenis Dinas Pendidikan Kota Jambi.

Apel dihadiri Kapolda Jambi Irjen Pol A Rachmad Wibowo, Danrem 042/GAPU Brigjen TNI M. Zulkifli, Walikota Jambi Sy Fasha serta forkompimda Kota Jambi.

Dalam apel tersebut, diikuti para petugas garda terdepan penangan Covid-19 Kota Jambi, yakni Babinsa, Babinkamtibmas, Camat, Lurah, Kepala Puskesmas dan para Ketua RT di Kota Jambi.

Walikota Jambi Sy Fsaha mengatakan, hasil apel tersebut ada inovasi yang dicetuskan Kapolda Jambi dan Danrem 042/Gapu yakni ‘Silacak’. Silacak itu sebut Fasha yakni tim tracer penanganan Covid-19 Kota Jambi yang beranggotakan Babinsa, Babinkamtibmas, RT dan Kelurahan untuk melakukan traking dan tracing terhadap kontak pasien Covid-19.

Silacak ini, adalah tugas tim Tracer melacak kontak erat pasien Covid-19, memetakan kondisi pasien. Apakah kondisi pasien layak isolasi mandiri atau harus di rumah sakit. Tim ini tugasnya memantau, mengawasi masyarkat yang terkonfirmasi positif dan menjalani isolasi mandiri di rumah.

“Apa saja kegiatan pasien, memastikan pasien sudah berjemur pagi, makan suplemen, obat dan petugas kesehatan melakukan pemeriksaan kesehatan,” kata Fasha.

Tim lacak dibekali dengan aplikasi yang bisa melaporkan kondisi pasien setiap saat. Selama ini pasien isolasi mandiri ditangani pihak Puskesmas, tetapi Puskesmas juga memiliki kewajiban melayani pasien umum.

“Jadi apabila tugasnya dibagi untuk penanganan pasien isolasi mandiri Covid, maka pasien umum tidak tertangani lagi. Makanya dibentuk tim Tracer yang bernama Lacak ini,” katanya.

 Berdasarkan data yang ada saat ini, kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kota Jambi kebanyakan para pelajar dan mahasiswa.

“Jangan orang tua, karena orang tua itu kemungkinan meninggal dunia lebih cepat lagi. Anak muda kita ketahui anti bodynya masih cukup, fisiknya masih kuat. Jika terkonfirmasi postif mereka OTG,” sebut Fasha.

Namun, itulah tugas kita mengingatkan para anak muda  untuk menjaga protokol kesehatan, minimal memakai masker dengan baik. Tapi hal ini tidak bisa kita lakukan sepotong-potong. Terus dilakukan, sehingga anak muda itu bosan melihat kita. “Walaupun petugas bosan mengingatkan, tapi harus kita laksanakan terus,” ujarnya.

“Memang usia yang sangat berpotensi menularkan itu adalah usia anak muda,” tambahnya.

Sementara itu, Fasha mengakui, bahwa pihak Puskesmas jarang mengunjungi pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah. Untuk itu Ia mengingatkan para kepala Puskesmas.

“Saya banyak dapat laporan. Mereka jarang dikunjungi, atau hanya dihubungi melalui telpon. Saya sadar, tugas Puskesmas memang banyak. Tapi setidaknya kunjungi 2 minggu sekali,” ungkap Fasha.

Kata Dia, tidak harus Kapus yang turun mengunjungi pasien yang menajalani isolasi mandiri. Namun tenaga kesehatan masyarakat atau yang lainnya bisa ditugaskan, dengan terlebih dahulu mereka dibekali pendidikan kesehatan dasar.

 “Kemudian, untuk tenaga kesehatan yang punya klinik. Jika ada pasien positif segara lapor. Jangan didiamkan saja. Jangan sampai ada yang melapor dengan Walikota. Kalau ada yang langsung melapor ke Walikota, berarti pelayanan Puskesmas atau klinik tidak bagus,” sebut Fasha.

Sementara itu, Kapolda Jambi, Irjen Pol A Rachmat Wibowo menyebutkan, persamaan persepsi penanganan Covid-19 ini sangat diperlukan. Ini juga menimbang jika terjadinya pembludakan pasien.

“Kita sudah punya cara-cara terbaik menangani Covid-19. Seperti contoh di Kelurahan Payo Selincah, karena bantuan Pemkot Jambi dengan menurunkan tim kesehatan setiap hari, mereka pasien isolasi mandiri cepat sembuh,” jelasnya.

Dalam pemaparannya, Kapolda mengungkapakan, data Covid-19 di Jambi paling banyak yang terkena adalah mahasiswa dan pelajar.

“Ini yang harus di upayakan, kemana saja mereka berjalan. Dalam PPKM kita harus melakukan tracing, traking dan tritmen,” imbuhnya.

Sementara Danrem 042/GAPU, Brigjen TNI M Zulkifli berharap, dengan banyaknya anggaran yang dikeluarkan pemerintah, diharapkan mampu memberikan hasil yang terbaik.

“Evaluasi terkahir, negara sudah banyak keluarkan uang. Dan presiden meminta hasil yang dikerjakan lebih efektif,” katanya. (hfz)


Berita Terkait