iklan

“Akselerasi terbesar pemboran akan dilakukan di bulan November dan Desember 2021 sebanyak 157 sumur. Sejalan dengan akselerasi pemboran, dilakukan pula pembangunan flowline sehingga diharapkan hasil dari pemboran sumur tersebut dapat segera dialirkan sehingga menambah produksi migas nasional," kata Julius.

“Berbeda dengan kondisi pada akhir tahun 2020 yang justru realisasi pemboran sumur turun jauh karena KKKS menahan investasinya, maka di tahun 2021 sejak Kuartal III - 2021 jumlah pemboran sumur meningkat seiring dengan harga minyak dunia yang terus menanjak tinggi, sehingga pada Kuartal IV - 2021 diperkirakan KKKS akan meningkatkan investasinya, termasuk didalamnya pemboran sumur seiring dengan meningkatnya kemampuan cash flow KKKS," imbuh Julius.

“Dampak yang akan dirasakan adalah entry level produksi dan lifting migas nasional di awal tahun 2022 akan lebih optimal. Dengan posisi entry level yang tinggi, kami optimis seiring mulai dapat ditanganinya wabah Covid-19, pelonggaran mobilitas serta harga minyak dunia yang masih pada posisi yang tinggi dalam beberapa waktu mendatang, maka kinerja hulu migas nasional di tahun 2022 akan lebih baik. Mudah-mudahan tahun depan dapat menjadi momentum turn around untuk kinerja hulu migas yang terus naik hingga tahun 2030 untuk merealisasikan peningkatan produksi 1 juta barel minyak dan 12 BSCFD gas," tandas Julius.(*)


Berita Terkait



add images