iklan Vaksinasi salah satu upaya untuk bebas dari Covid-19
Vaksinasi salah satu upaya untuk bebas dari Covid-19

KASUS Covid-19 di Provinsi Jambi terus melandai. Saat ini tercatat tinggal 40 pasien yang masih menjalani perawatan di rumah sakit per 6 November 2021. Namun demikian, beberapa lembaga kesehatan tak mau lengah, tetap berupaya agar tak terjadi gelombang ketiga.

 

-------------

 

TURUNNYA kasus Covid-19 di Jambi harus diimbangi dengan tetap menjaga protokol kesehatan (Prokes). Per 5 November jumlah kasus positif di Jambi tersisa 40 kasus. Untuk itu Gubernur Jambi Al Haris mengajak masyarakat tetap patuh.

Gubernur Jambi, Al Haris mengaku memiliki kekhawatiran tersendiri mengenai turunnya kasus Covid-19 di Provinsi Jambi. Lantaran penurunan kasus tak diikuti dengan kepatuhan masyarakat dalam penerapan prokes dalam kegiatan sehari-hari.

Untuk itu gubernur meminta pemerintah mulai dari RT, lurah, camat, dan seterusnya harus lebih memperhatikan ini kepada masyarakat.

Al Haris mengambil contoh, dalam perayaan Maulid Nabi banyak masjid yang tidak patuh prokes. Terutama penerapan 50 persen dari kapasitas masjid.

"Kita juga masih khawatir sekali, ketika peringatan Maulid Nabi ini banyak daerah yang menyelenggarakan acara. Namun izin dari Satgas harus tetap taat prokes. Arahan Mendagri itu sangat jelas, tempat ibadahnya harus terisi hanya 50 persen. Tapi kita masih temui yang belum paham Inmendagri itu. Masih banyak masjid yang masih penuh isinya," jelasnya.

Selain itu, ia juga menyoroti pesta pernikahan yang sudah tak lagi taat aturan mengenai protokol kesehatan.

Ia menilai, ini akan berpotensi bertambahnya kasus Covid-19 dan status PPKM Level akan naik lagi.

"Pesta pernikahan juga saat ini sudah tak ada lagi aturannya. Ini saya kira dapat menjadi potensi bertambahnya kasus. Kita berharap masyarakat harus tahu itu," tegasnya.

Al Haris pun mengakui, bahwa saat ini kasus harian Covid-19 sudah menurun sekali. Sehingga ia mengimbau untuk masyarakat tetap waspada dan selalu menerapkan protokol kesehatan di keseharian.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Raflizar mengatakan melandainya kasus Covid-19 di Provinsi Jambi karena salah satu faktornya karena angka vaksin yang sudah tinggi. Yakni diatas 57 persen untuk dosis pertama dan dosis kedua sudah diatas 37 persen.

"Vaksinasi yang gencar cukup mempengaruhi tak ada kasus meledak lagi, kita harap vaksinasi bisa lebih gencar dilakukan mengikuti ketentuan yang ditetapkan presiden 70 persen setiap kabupaten/kota pada akhir Desember nanti," katanya.

Selain itu ia meminta tetap menegakkan protokol kesehatan dimanapun berada.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Jambi segera mempersiapkan vaksinasi untuk anak usia 6 hingga 11 tahun. Hal ini setelah keluarnya izin dan peraturan baru diperbolehkannya anak usia SD dan SMP ini menjalani suntikan penguatan imun terhadap Covid-19.

Aturan vaksinasi sektor umur ini, bisa berlaku setelah adanya rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia. Untuk proses vaksinasi, nantinya orang tua akan ambil bagian terutama untuk persetujuan. Apakah anaknya diizinkan untuk divaksinasi atau tidak.

"Vaksinasi anak ini juga harus ada persetujuan dari orang tua. Namun ketika berjalan nanti, kami menargetkan 70 persen anak di Jambi tervaksinasi," akunya.

Adapun jenis vaksin yang digunakan adalah Sinovac dan Pfizer. "Untuk di Jambi karena kita sudah ada Pfizer, mereka (anak usia 6-11 tahun) divaksin dengan vaksin Sinovac dan Pfizer. Interval (jarak) penyuntikan akan diberikan dua kali dosis minimal 28 hari setelah dosis pertama," tuturnya.

Dengan meluasnya sasaran vaksinasi Covid-19 ini, dirinya berharap penanganan Covid-19 di Jambi dapat terus terkontrol.

“Saya rasa sangat penting ya vaksinasi Covid-19 diberikan untuk anak. Terutama di Jambi sendiri Pembelajaran Tatap Muka (PTM) mulai gencar dilakukan. Dan mereka anak-anak juga dapat tertular dan menularkan virus Covid-19," katanya.

Sementara itu, stok vaksin yang ada di Provinsi Jambi di Gudang Vaksin per data 2 November, Raflizar mengungkapkan vaksin masih cukup dan aman.

Ia mengatakan jumlah vaksin yang ada sebanyak 203.860 dosis. Dengan total vaksin yang diterima di Provinsi Jambi sebanyak 319.040 dosis.

Sementara itu, tim pakar satgas penanganan Covid-19 Provinsi Jambi melalui ketua bidang komunikasi publik Johansyah mengumumkan pemetaan risiko kabupaten/kota di Provinsi Jambi dari penelitian pada 25 hingga 31 Oktober lalu. “Hasilnya Kerinci masuk zona hijau (Zona tak terdampak), sedangkan 10 Kabupaten dan Kota lainnya masih bertahan di zona kuning (zona risiko rendah),” katanya. Penetapan zona ini berlaku hingga seminggu kedepan atau hingga 11 November mendatang.

Selain itu, Johansyah menjelaskan untuk skoring terbaru ini, meningkat lebih baik dari minggu sebelumnya. “Semua kabupaten/kota tetap skornya namun 4 kabupaten meningkat dibandingkan minggu sebelumnya yaitu Kota Sungai Penuh, Kota Jambi, Kabupaten Tebo dan Tanjabbar,” terangnya.

Angka masyarakat yang melakukan tes dan pengecekan sampel di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jambi menurun. Begitu pun hasil yang positif juga sedikit.

"Beberapa hari ini kami hanya memeriksa 100an sampel per harinya. Untuk kasus yang positif, terakhir kemarin dari 100 hanya ada dua yang reaktif, dan itu sudah kami arahkan ke LPMP," ujarnya Kepala Labkesda Dinkes Provinsi Jambi, Nurlaini.

Secara keseluruhan, selama 2021 sendiri cukup tinggi masyarakat yang melakukan pengecekan PCR di Jambi. "Yang paling tinggi pada pertengahan tahun di Agustus hingga awal September lalu, bisa lebih 700 per harinya," sebutnya.

Nurlaini juga menambahkan, penurunan angka Covid-19 ini dipengaruhi penurunan tarif dan juga syarat untuk penerbangan harus menyertakan bukti bebas Covid-19 hasil dari tes PCR.

"Kondisi sekarang itu menurun, meski menurun tetap saja kami menerima sampel dari luar Kota Jambi, seperti dari Muaro Jambi, Sarolangun, Tanjab Barat dan Timur, dan daerah lainnya," katanya.

Kemudian Dia menjelaskan, alat pengecekan sampel yang dimiliki Labkesda Provinsi Jambi ada dua alat. Dalam sekali jalan melakukan pengecekan, bisa mengecek 100 spesimen.

"Sekali running itu memakan waktu satu setengah jam. Dan pada saat peningkatan kasus lalu di Agustus, kami pernah sampai 7 kali running per hari. Dan itu petugas kami sudah sangat kewalahan menghadapinya," bebernya.

Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jambi menjadi salah satu tempat tes PCR yang ada di Kota Jambi. Labkesda ini dapat memeriksa 700 sampel per harinya.

"Kami dapat memeriksa 700an sampel per harinya. Dan itu kami sudah sangat kewalahan. Ini sempat terjadi pada saat melonjaknya kasus Covid-19 di Jambi pada Agustus hingga awal September lalu," ungkapnya.

Sementara untuk menghadapi gelombang ketiga Covid-19 yang diperkirakan akan terjadi di akhir tahun 2021 ini, Nurlaini mengatakan pihaknya sudah dipersiapkan oleh pemerintah pusat alat reagen untuk pemeriksaan hasil PCR hingga Februari 2022 mendatang.

Ia pun belum mengetahui pasti kapan tepatnya gelombang ketiga itu datang, namun dirinya dan para stafnya mengaku siap menghadapi itu.

"Kami sudah dipersiapkan oleh pusat sebanyak 30 ribu reagen. Dan itu diprediksi dapat kami gunakan dalam pengecekan sampel hingga Feburari 2022," pungkasnya.

Tak hanya di lab kesda, meski kasus melandai, beberapa rumah sakit di daerah juga tidak mau lengah. Salah satunya RSUD Nurdin Hamzah Tanjab Timur.

Direktur RSUD Nurdin Hamzah, Nasrul Felani saat diwawancarai membenarkan, saat ini RSUD Nurdin Hamzah tidak ada pasien Covid-19 yang sedang dalam perawatan.

 "Ya, kita nihil perawatan pasien Covid-19. Dan ini sudah terjadi sudah cukup lama sekitar Dua Minggu yang lalu," ungkapnya.

Nasrul Felani menjelaskan, sebelum terjadinya nol pasien yang dirawat di RSUD Nurdin Hamzah, jumlah pasien terpapar yang dirawat di rumah sakit menurun drastis dan hanya sekitar dua atau satu orang saja. Penurunan kasus positif ini juga sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu di seluruh kecamatan di Kabupaten Tanjabtim.

"Namun meskipun begitu, kami tetap menyiapkan 35 bed untuk perawatan pasien Covid-19. Jumlah ini disebut masih sama dengan data yang dilaporkan di aplikasi dan sesuai sebagaimana ruang isolasi yang sebelumnya," jelasnya.

Nasrul memperkirakan, penurunan kasus ini merupakan salah satu hasil Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM dan makin masifnya kegiatan vaksinasi. Kendati tidak ada pasien Covid-19 yang dirawat, Ia berharap tidak ada lagi angka kasus penambahan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Tanjabtim.

"Kita harap angka kasus Covid-19 di Tanjabtim bisa terus membaik, sehingga penularan virus yang sudah mewabah hampir 2 tahun itu bisa hilang," tandasnya. (pas)


Berita Terkait