Selain itu, masalah gol yang kerap menjadi problem Indonesia juga sudah mampu dipecahkan Shin Tae-yong. Bukan hanya menjadi tim tersubur turnamen dengan total 18 gol, seluruh lini juga menunjukkan ketajamannya.
Seperti diketahui, sejak fase grup ada sepuluh pemain Indonesia yang mampu mencatatkan namanya di papan skor. Irfan Jaya menjadi pemain tersubur dengan koleksi tiga gol. Lalu, Evan Dimas, Ezra Walian, Pratama Arhan, Rachmat Irianto, dan Witan Sulaeman dengan dua gol. Sementara Asnawi Mangkualam, Egy Maulana Vikri, Elkan Baggott, serta Ramai Rumakiek masing-masing mengemas satu gol.
Dengan Thailand bermain tanpa kiper utamanya, Chatchai Budprom dan bek kiri, Theerathon Bunmathan, peluang bagi Ezra dan kawan-kawan untuk menembus benteng kokoh Tim Gajah Perang jelas lebih terbuka. Dan tentu saja Indonesia akan mendapat dukungan melimpah dari suporter.
Keberadaan Shin Tae-yong di bench juga menjadi garansi kekuatan Indonesia. Apalagi, pelatih yang memimpin Korsel mengalahkan Jerman di Piala Dunia 2018 itu juga tampaknya sangat berambisi mengakhiri penantian 25 tahun Indonesia untuk berpesta juara lagi.
Shin Tae-yong sudah menegaskan hal ini dalam wawancara prapertandingan. “Tentu saja saya ingin menjadi juara. Tetapi mengangkat trofi tidak terjadi hanya karena Anda menginginkannya. Menjadi juara datang dengan cara Anda melakukan yang terbaik di setiap pertandingan,” tegasnya di affsuzukicup.com.
Menurut Shin ta-yong, yang paling utama adalah mentalitas. “Sebagai pelatih saya telah memenangkan lebih dari 20 gelar dan dari pengalaman itu saya ingin menanamkan mental yang kuat pada para pemain dan mencoba menjadi juara. Mentalitas itu adalah sesuatu yang terus-menerus saya ceritakan kepada para pemain,” jelas Shin Tae-yong.
Meski demikian, Shin tae-yong juga tidak menutup mata pada kekuatan Thailand. “Kita tahu Thailand dan Vietnam menjadi tim terkuat Asia Tenggara saat ini. Thailand di atas kita sebenernya, tetapi pasti ada cara bagaimana mengalahkannya,” ujar Shin Tae-yong di situs resmi PSSI.