Oleh: Dahlan Iskan
BARU kali ini New York punya wali kota yang beda. Eric Adams ke kantor naik kendaraan pribadi: sepeda. Atau naik kendaraan umum: kereta bawah tanah.
“Kalau wali kotanya sudah bersepeda berarti New York akan jadi kota sepeda,” katanya seperti disiarkan media di sana.
Memang, kalau hanya berkota-kota, naik sepeda bisa lebih cepat sampai alamat. New York adalah kota yang simpang empatnya begitu banyak –hampir semuanya pakai lampu bang-jo.
Mobil harus sering berhenti –meski hebatnya sangat jarang terlihat ada kemacetan. Lalu-lintas di New York padat tapi bisa terus merambat.
Di kota itu yang bisa berlari kencang hanyalah ambulans. Ups… satu lagi: mobil pemadam kebakaran. Begitu sering kendaraan merah itu lewat di jalan New York. Suara ngoweng-ngoweng begitu sering terdengar di sana.
Mungkin baru tahun 2020 bisa dikalahkan oleh banyaknya suara ambulans Covid-19.
Adams pilih naik sepeda. Dengan pakaian jas lengkapnya.
Di New York memang tersedia sepeda umum: USD 9/jam. Citi Bike. Yang dulu hampir bangkrut. Lalu didorong lagi agar jumlahnya mencapai 12.000 di seluruh wilayah New York.
Wali kota yang lama juga membangun jalur sepeda. Hanya sekitar 30 Km. Selama satu periode. Adams akan membangun sekitar 500 Km di masa kepemimpinan pertamanya.
Sepeda baginya adalah obat.
Adams pernah sakit parah: diabetes tipe dua. Ia harus suntik insulin seumur hidup. Ia menolak itu. Ia pilih mengubah total gaya hidupnya. Terutama gaya makannya.
Adams menjadi hanya mau makan sayur atau yang berbasis sayur. Ia menjadi vegetarian yang serius: tidak makan daging hewan, tidak makan makanan yang mengandung gula buatan, menghindari garam dan minyak.
Lalu olahraga: bersepeda.
Dalam enam bulan berat badannya turun 15 Kg. Sakit gulanya hilang. Kadar kolesterolnya normal. Tekanan darah tingginya tidak ada lagi.
Adams juga berbeda dengan wali kota sebelumnya –yang menonjolkan istri dan anaknya.
Adams tidak pernah mengajak pasangan kumpul-kebonya ke publik. Anak laki-laki tunggalnya –yang dilahirkan pacarnya dulu tanpa dinikahinya– juga tidak pernah ikut tampil. Ia bintang film dan sering muncul di serial TV.
Sebagai pensiunan polisi berpangkat kapten, Adams akan memperbanyak polisi berpakaian sipil: untuk mengurangi kejahatan bersenjata.
Adams juga suka humor: ia tertangkap kamera lagi di sebuah klub malam.
“New York itu bergelar kota yang tidak pernah tidur. Saya harus tahu kualitas kehidupan malamnya,” kilahnya.
Orang seperti Adams bisa terpilih jadi wali kota New York karena zaman memang sudah berubah. Tidak ada lagi kelompok penekan yang kaya raya di sana.
Dulu, di sana ada kelompok disebut Tammany Hall. Biasa juga disebut ”Mesin Tammany”.
Siapa pun tidak bisa menjadi wali kota New York kalau tidak direstui oleh gang pengusaha besar itu. Mereka jugalah yang menjadi sumber dana. Bahkan para calon presiden Amerika juga takut kalau terlihat memusuhi Tammany Hall.
Begitu berkuasa kelompok Hammany itu. Di balik layar. Merekalah yang mengatur proyek-proyek besar di New York.
Takdirlah yang mengakhiri sejarah hitam campur tangan oligarki di New York. Dan takdir itu datang hanya dari seorang pelacur.
Waktu itu yang menjadi wali kota adalah James Walker. Ia didukung penuh oleh Tammany Hall. Semasa Walker itulah New York lagi seru-serunya membangun infrastruktur. Di segala bidang infrastruktur perkotaan. Termasuk jalan-jalan lebar bebas hambatan.
Terjadi korupsi besar-besaran. Sogok-menyogok. Tapi Walker terpilih lagi. Dengan suara lebih besar. Kepercayaan diri kian tinggi. Polisi pun ia atur. Ia lindungi.