iklan Wiji Lestari mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh GenRe di Tanjab Barat belum lama ini.
Wiji Lestari mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh GenRe di Tanjab Barat belum lama ini.

WIJI Lestari, remaja asal Tanjab Barat, konsen melakukan pembinaan terhadap remaja di Tanjab Barat melalui lembaga  Generasi Berencana (GenRe) yang ia ketui. Bagaimana kiprah GenRe itu?

GATOT SUNARKO, Tanjab Barat

Terpilih sejak tahun 2021 sebagai Ketua GenRe, Wiji Lestari kini aktif menjadi salah satu pemudi yang secara positif terus mengkampanyekan hal-hal baik kepada generasi muda yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Kepada koran ini, ia bertutur, menjadi Ketua GenRe adalah kebanggaan dan tantangan tersendiri baginya, karena banyak problematika tentang remaja yang belum tertuntaskan.

Itu menjadikan ia lebih berpikir luas dan melek dengan keadaan sekitar. ‘’Remaja adalah agen yang kelak menjadi penerus bangsa ini, makanya kita sampaikan bahwa keluarga adalah tempat berkembang yang paling baik, salah satunya pola asuh yang diterapkan orang tua sangat mempengaruhi karakter anak dan remaja,’’ ujarnya dalam sebuah perbincangan dengan wartawan Jambi Ekspres belum lama ini.

Apalagi di tengah kemajuan teknologi dan dunia digital yang sangat digandrungi oleh masyarakat. Ini tentu sedikit banyak akan mempengaruhi pola pikir dan kualitas remaja saat ini.

Wiji menjelaskan, remaja adalah calon generasi penerus bangsa. Namun masih rentan dengan permasalahan, seperti putus sekolah, masalah seksualitas, penyalahgunaan narkoba dan sebagainya.

‘’Program GenRe ini merupakan program pemerintah yang sasarannya remaja, keluarga yang mempunyai remaja dan masyarakat yang peduli dengan remaja,’’ ujarnya.

Kegiatan yang telah dilaksanakan selama 1  tahun ini yaitu workshop Penguatan Kapasitas Program GenRe, Sosialisasi dan Kampanye, Kompetisi Penyuluhan Bagi Remaja, GenRe Aksi Sosial, GenRe Cares, GenRe Berbagi, Ge-talent PIK-R,  Kompetisi Fotografi Tentang Remaja.

‘’Program yang sedang kita laksanakan sekarang adalah GenReAKSI (Generasi Remaja Akselerasi Konvergensi Stunting) adalah salah satu program GenRe Tanjab Barat guna mencegah dan menanggulangi stunting di Tanjab Barat yang bergerak bersama remaja melalui PIK-R dengan menerapkan fungsi PIK-R yaitu ESA (Edukasi, Stimulasi dan Aplikasi),’’ urainya.

Saat ini, sebutnya, setidaknya ada 25 orang yang bergabung di kepengurusan GenRe, serta didukung dengan keberadaan PIK-R yang ada di kelurahan untuk bisa bersinergi bersama dengan pemuda-pemudi yang memiliki tujuan yang sama.

‘’Saat ini GenRe Tanjabbar telah melakukan kerjasama dengan Komunitas ITBL (Incredible Teneager Basketball)  dan Komunitas SAHABAT ASI TJB. Kita berharap bisa mempersiapkan remaja Indonesia yang sehat, berprestasi, berkualitas, dan memiliki skill sesuai minat dan bakatnya,’’ ujarnya.

Dia yakin jika para remaja hari ini memiliki rencana dengan baik, akan bisa menyelesaikan seluruh permasalahan dengan baik serta mampu menghadapi bonus demografi yang puncaknya tahun 2030.

"Kita terus aktif dan sistematis mensosialisasikan pentingnya generasi yang berencana, karena dengan adanya perencanaan yang baik dapat menciptakan generasi muda yang tangguh dan berdaya saing tinggi," ujar Wiji sapaan akrabnya.

Apalagi, kata dia, kemajuan teknologi dan dunia digital saat ini sangat digandrungi luas terutama para remaja. Namun kemajuan teknologi itu tidak hanya membawa dampak positif terhadap perkembangan generasi muda tapi juga ada negatifnya. Maka dari itu GenRe sebagai garda terdepan dalam memberikan pembekalan kepada kaum remaja untuk memanfaatkan teknologi itu secara positif bagi diri dan orang disekitarnya.

"Jika generasi muda  telah dibekali dengan hal-hal yang positif tentunya itu bisa mencegah hal-hal negatif, seperti pernikahan dini narkoba dan sebagainya. Ketika permasalahan itu sudah ditekan, maka negara kita, kabupaten kita, akan lebih maju dengan keberadaan remaja yg punya kualitas dan dedikasi baik untuk terus membawa perubahan,’’ ungkapnya.

Dirinya menyampaikan, betapa untungnya jika Tanjab Barat dan Indonesia secara luas, memiliki remaja dengan  kehidupan yang sehat, berakhlak yang baik, tentu akan memiliki menjadi sumber daya manusia yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sehingga pada saat terjadi ledakan populasi remaja atau yang dikenal dengan bonus demografi, remaja sudah siap dengan segala kemampuan dan skill yang mereka miliki.

‘’Kita tak akan pernah mengalami kerugian karena remaja sudah terprogram dengan program GenRe sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu," bebernya.

Wiji sendiri selain mengajar, ia juga aktif dalam kegiatan mendongeng. Katanya, melalui kegiatan mendongeng tersebut banyak hal positif yang bisa disosialisasikan.

"Selain saya mengajar, saya juga memiliki skill mendongeng. Mendongeng ini menjadi media saya untuk menyampaikan hal baru, pengetahuan dan isu-isu tertentu tentang nilai-nilai positif yang baik. Menurut saya, metode cerita seperti ini sangat bagus, kemampuan story telling (mendongeng) cocok untuk semua kalangan bukan hanya untuk anak usia dini,  tapi juga untuk para  remaja," kata anak kedua dari empat bersaudara ini.

Sebagai pelaku dongeng, Wiji juga bersemangat melihat remaja-remaja yang ada dan masih memiliki minat besar terhadap dongeng. Karena melalui dongeng selain anak-anak para remaja juga dapat meningkatkan kemampuan literasi, pemecahan masalah dan   memicu perkembangan imajinasinya.

"Selain untuk memberi hiburan juga menambah pengetahuan dan memperkaya akhlak atau moral remaja, terlebih lagi anak-anak, karena anak-anak adalah pribadi yang sangat membutuhkan banyak pelajaran dan pengalaman baru," pungkasnya. (*)


Berita Terkait