Dalam melakukan hal tersebut, SKK Migas dan KKKS sangat memperhatikan kearifan lokal dan keunikan yang ada di masing-masing daerah. Programnya disesuaikan dengan potensi daerah masing-masing, yang sejalan pula dengan RJPMD yang ada di setiap daerah.
“Di Sumbagsel penitikberatannya pada pengelolaan komoditas pertanian, tanpa meninggalkan pilar-pilar lainnya seperti kesehatan, peternakan, ketenagakerjaan. Kami memimpikan lahirnya lapangan-lapangan pekerjaan yang baru dari adanya kemitraan antara lokal dengan KKKS,” katanya.
Program nyata yang dilakukan SKK Migas dan KKKS di Sumbagsel, menurut Anggono, antara lain adalah dengan pembinaan yang dilakukan KKKS Medco terhadap petani karet di 15 desa yang berada di Sumsel untuk mengelola kebun karet secara organik. Pembenahan dilakukan dari hulu hingga hilir. Selain itu juga ada program pembinaan kopi, di wilayah Sumatera Selatan industri hulu migas berhasil membesarkan kopi selangit melalui KKKS Pertamina Hulu Rokan Zona 4 sebagaimana di wilayah Jambi juga berhasil mengembangkan varian kopi liberika melalui KKKS PetroChina Jabung Ltd. yang nyatanya juga berhasil dikembangkan menjadi wilayah ekowisata.
KKKS wilayah Sumbagsel menunjukkan keberhasilan program pendampingannya melalui pameran UMKM yang juga dikunjungi oleh seluruh peserta forum kapasitas nasional, pendampingan UMKM ini diyakini turut melahirkan SDM unggul yang dapat menjalankan program program unggulan yang dapat menjadi pengerak roda perekonomian di wilayah tersebut, serta dapat pula menjadi mitra penunjang bagi industri hulu migas di daerah.
Sementara itu Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas, Erwin Suryadi, mengatakan dalam forum tersebut SKK Migas menyampaikan kebijakan dan regulasi-regulasi terbaru yang berhubungan dengan aktivitas usaha industri hulu migas.
“Kegiatan ini diharapkan dapat mempertemukan para pelaku industri hulu migas dan industri penunjangnya sehingga mereka dapat memanfaatkan peluang terkait pengadaan barang dan jasa hulu migas ataupun pengembangan potensi-potensi masyarakat yang belum digarap maupun perlu ditingkatkan lagi. Kami berharap forum ini juga dapat mendorong peningkatan TKDN dan juga menyerap tenaga kerja di wilayah operasi migas lebih banyak lagi,” katanya.
SKK Migas terus berupaya mendekatkan para pelaku usaha daerah untuk ambil bagian sebagai penunjang industri hulu migas, sekaligus mendorong peningkatkan kemampuan dan kapasitas para pelaku usaha di daerah untuk terlibat lebih jauh di aktivitas industri hulu migas.
“Di hari ini juga kita tandatangani MoU antara pelaku usaha dalam negeri dengan salah satu KKKS di wilayah sumbagsel,” imbuh Erwin.
Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel menegaskan hal ini merupakan hal yang menggembirakan dimana semangat peningkatan TKDN ini juga menjadi momen yang baik untuk memperkenalkan pelaku-pelaku usaha lokal dengan para KKKS sehingga dapat meningkatkan produk dalam negeri menjadi produk-produk kebanggaan yang unggul.
"Dan hal itu pula akan menjadi program rutin bagi SKK Migas dan KKKS khususnya di wilayah Sumbagsel untuk mengupayakan agar program pengembangan masyarakat,” tutup Anggono.(*)