JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA - Kasus pembunuhan Brigadir J perlahan menemukan jalan ke akhir cerita. Apresiasi kepada Kapolri sangat perlu diberikan. Ferdy Sambo yang terkenal dengan kekuatannya mampu pecah telur di tangan Kapolri.
Mahfud MD beberapa waktu lalu ketika hadir di I News TV, mengatakan, Ferdy Sambo memang bintang dua, tetapi dia setara bintang lima.
"Yang melakukan itu (Pembunuhan) adalah pejabat tinggi Polri yang sebenarnya kalau dihitung bintangnya seperti bintang 5," ujar Mahfud.
Kadiv Propam itu bintang dua, lanjut Mahfud. Tapi anak buahnya yang bintang tiga, kepala bironya itu ada 3 yang seluruhnya tunduk pada Sambo.
"Dia yang memeriksa, atas perintah ini, apakah ini diteruskan apa nda. Mau dihukum apa, terserah ini," beber Mahfud.
Sehingga di Polri, tambah Menteri senior itu. Pak Sambo itu memang praktis bintang lima. Karena semuanya takut pada dia. Artinya bisa ditembak pada dia dengan alasan apapun.
"Nah itulah yang menyebabkan ketika dia melakukan kejahatan lalu dia membuat rekayasa seakan-akan orang hampir percaya semua," terangnya.
Mahfud kembali menegaskan, tembak menembak itu karangan, melibatkan 36 orang yang mengatur skenario. Yang diketahui sebelumnya 31 orang ditahan, kini bertambah, 36 orang.
"Itu semua karangan, dan orang nda akan berani membayangkan ketika Polri sendiri susah. Sehingga Kapolri juga tidak mudah. Karena misalnya dikumpulkan satu tim, yang satu diam-diam, temannya Sambo, tidak setuju begini, akhirnya begini," tambahnya.
Untuk itu, kata Mahfud. Maka kita dorong dari Presiden. Presiden mengarahkan dan saya tahu fakta-faktanya terus mengarah ke sana sehingga saya katakan jangan sekali-kali terjebak kepada skenario tembak-menembak itu. Bohong saya bilang.