Sementara itu, arus peti kemas merupakan komoditi yang berasal dari Jakarta, berupa beras, tepung terigu dan barang konsumtif lain.
Untuk komoditi ekspor keluar negeri 62 persen crum rubber (karet), 31 persen plywood, dan sisanya berasal kelapa, pinang, bubuk kayu dan lainnya.
"Kami optimis hingga Desember 2022 target arus peti kemas di Jambi tercapai," ungkap Cheppy.
Selain itu Cheppy Rymetaatmadja menambahkan untuk pengiriman batubara melalui PT Pelindo Regional 2 Jambi tahun 2021 mengirim 1 juta ton metrik batubara.
Namun tahun 2022 per akhir Agustus hanya mengirim 550 ribu ton metrik batubara.
lanjut Cheppy, Tahun depan Pelindo Regional 2 Jambi akan berupaya melakukan penambahan konveyor dan dermaga baru, termasuk menggandeng mitra Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) besar.
"Kalau TUKS kan memang untuk menangani kegiatan grup sendiri, tidak boleh untuk barang-barang umun. Karena hanya Pelindo yang ditunjuk untuk melayani barang-barang umum. Kontribusi Pelindo bagi negara cukup besar dibandingkan TUKS, diantaranya kami berkontribusi dalam memberikan pajak kepada negara, kami juga membayar konsensi atau penerimaan negara bukan pajak, yang disetor ke kas Kemenhub, dan disisilain kami juga memberikan deviden kepada Kementerian BUMN," paparnya.
Di Jambi, selain PT Pelindo, juga terdapat 2 pelabuhan yang dinaungi Pelindo, yakni Pelabuhan Kuala Tungkal dan Pelabuhan Muara Sabak.
Hanya saja dua pelabuhan itu belum optimal dalam pengiriman komoditi. Penyebabnya, perekonomian Jambi untuk hilirisasi industri belum ke arah Tanjabtim, walau untuk akses menuju laut lepas lebih dekat dari Pelabuhan Muara Sabak.