JAMBIUPDATE.CO, KUALA LUMPUR- Permasalahan guru di indonesia selalu menjadi problematika yang sering dihadapi oleh tenaga pendidik. Kurangnya pengalaman dan kompetensi guru membuat kualitas pendidikan menjadi menurun.
Doni Ropawandi yang merupakan mahasiswa doctoral National University of Malaysia yang khusus meneliti tentang pendidikan berbasis Augmented Reality bependapat bahwa Jambi perlu melatih banyak guru dan dosen keluar negeri.
"Yang menjadi akar masalah pendidikan di Indonesia khusus Provinsi Jambi adalah kurangnya perhatian peningkatan kualitas guru sehingga langkah pendidikan kita menjadi sedikit terhambat," katanya, kepada jambiupdate.co, Jum'at (14/10).
Setelah itu sambung Doni, temuan ini terungkap dari hasil penelitiannya yang menyatakan bahwa dari 900 responden yang diteliti, sebanyak 55persen di antaranya memiliki indeks kualitas guru yang rendah atau dibawah kemampuan dalam menghandle komptensi pelajar sehingga hal ini dapat menghambat laju pendidikan di Jambi.
"Ada dua akar masalah, yang pertama pembelajaran tidak tuntas. Kedua, gurunya tidak kompeten," ungkapnya.
Selain itu, faktor kompetensi guru menjadi sorotan dalam peneltianya ini. Sebab, sebaik apapun metode yang digunakan, keberhasilan pendidikan dan siswa dikelas sangat tergantung pada kompetensi guru.
“Kualitas guru adalah salah satu hal yang menjadi instrument yang niscaya dapat dilakukan. Sertifikasi setidaknya bisa menjamin standar kompetensi guru dalam mencapai tujuan pendidikan,” terang Ketua Umum Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Malaysia periode 2017-2018 itu.
Ditambahkannya, kemungkinan langkah yang bisa dilakukan adalah mengirim guru ke luar negeri untuk mendapat short course untuk peningkatan kualitas guru
"Mungkin Pemprov Jambi atau Pemerintah Kabupaten/Kota dapat mengirimkan guru ke Malaysia seperti ke UTM Space (CenT-TI) karena mereka punya standar tinggi dan konsen yang mendalam mengenai kualitas guru terutama berkaitan trend HOT/KBTT," imbuh Doni. (*).