JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA- Permainan tradisional zaman dahulu bernama lato-lato, kini viral kembali dan menjadi mainan yang banyak diminati masyarakat khususnya anak-anak.
Hal ini menjadi perhatian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pesisir Barat, Lampung, lantaran permainan lato-lato ini membuat banyak anak-anak membawa permainan ini ke lingkungan sekolah.
Berdasarkan berbagai sumber, pihak Disdikbud Pesisir Barat, Lampung, mengeluarkan surat edaran larangan membawa lato-lato ke sekolah.
Permainan yang tengah viral saat ini dianggap mengganggu fokus belajar siswa sekolah.
Selain itu, pihaknya juga menilai, lato-lato ini bisa membahayakan keselamatan para siswa di sekolah, sekaligus bertujuan untuk menghindari jika terjadi keributan dan lato-lato dijadikan sebagai alat.
Apa Itu Permainan Lato-lato?
Lato-lato merupakan permainan tradisional yang juga ditemukan di Indonesia, pasalnya permainan ini berasal dari Amerika Serikat sudah lebih dulu digandrungi masyarakat pada 1960-an lalu mulai populer tahun 1970-an.
Di Indonesia sendiri, permainan lato-lato mulai populer pada tahun 1990-an dan terkenal dengan sebutan lato-lato atau nok-nok, sedangkan permainan lato-lato dalam bahasa Inggris disebut dengan clackers.
Bahan material kaca tersebut berpotensi pecah dan berserpihan saat dimainkan.
Hingga kemudian, material pembuatan lato-lato diganti menjadi berbahan plastik.
Permainan dengan dua bandulan berbentuk bola yang tersambungkan dengan tali, lalu bandulan tersebut dibenturkan dan menghasilkan suara “tek-tek-tek”.
Meskipun sudah sudah menggunakan material plastik, tetap saja pengaplikasian permainan lato-lato pada anak-anak harus tetap selalu dalam pengawasan orangtua. (*)
Sumber: disway.id