iklan Tampak petani kelapa ketika membongkar muatan kelapanya ke kapal untuk di ekspor.
Tampak petani kelapa ketika membongkar muatan kelapanya ke kapal untuk di ekspor. (Iwan Kurniawan / Jambiupdate)

Terkait hal ini, Rohim, salah satu Toke penampung kelapa dalam membenarkan kondisi tersebut. Dari gudang penampungannya sendiri, Ia mengambil kelapa dari petani dengan harga Rp. 1.100 per butir. Sedangkan kopra harganya Rp. 3.550 per Kg. "Kalau sekarang kami cuma ngambil kelapa dari petani terus dijadikan kopra. Kalau ekspor kelapa bulat tidak ada," ungkapnya.

Ekspor sudah tidak ada lagi sejak bulan Desember 2022 lalu, dan sampai saat ini belum ada permintaan ekspor. Akan tetapi, pihak perusahaan Malaysia sekarang hanya mengambil kelapa dari Palembang, karena kualitasnya lebih bagus dibandingkan yang ada di Kabupaten Tanjabtim. "Mereka hanya memandang kualitas sekarang. Biasanya kelapa yang kita ekspor itu kelapa jambul, sedangkan kelapa gundul mereka tidak mau," tuturnya.

Kalau nanti permintaan ekspor dari Malaysia dan Singapura sudah ada, maka harga kelapa sudah bisa stabil. Kalau sudah stabil harganya berkisar Rp. 2.000 per butir. Kalau sekarang harganya tidak bergerak, stagnan di Rp. 1.100 per butir. "Kita tidak tahu sampai kapan kondisi harga ini seperti ini. Yang jelas kita tunggu saja permintaan ekspor dari Dua negara itu," tukasnya.(lan)


Berita Terkait



add images