JAMBIUPDATE.CO, JAMBI- Koordinat pendaratan darurat helikopter yang ditumpangi Kapolda Jambi Irjen Pol Rusdi Hartono dan rombongan, berada di tengah hutan belantara.
Menurut warga Tamiai, hutan tersebut cukup jauh dari pintu rimba. Perjalanan dari desa Tamiai masuk ke dalam hutan itu diperkirakan butuh waktu dua hari dengan berjalan kaki.
Tokoh masyarakat Tamiai, Jendril mengatakan, kawasan tersebut merupakan hutan rimba TNKS. Yang dipenuhi kayu hutan. Aktifitas perladangan warga dengan lokasi itu juga cukup jauh.
"Untuk lewat batas pakai motor paling sekitar 2 kilometer. Setelah itu harus jalan kaki ke dalam. Itu yang lama, bisa puluhan jam. Apalagi yang baru pertama lewat bisa lebih lama lagi, " ujarnya.
Sedangkan medan jalan yang dilalui juga terjal, harus naik turun bukit.
"Warga sini jarang yang sampai wilayah itu. Kalau aktifitas ladang dak sampai ke situ. Karena itu memang hutan rimba yang masuk kawasan TNKS," kata mantan anggota DPRD Kerinci ini.
Mukhri Soni Depati Muaro Langkap, Batang Merangin menambahkan bahwa kawasan itu merupakan hutan yang dipenuhi kayu rimba. Dirinya pun menduga heli Kapolda tersebut jatuh, bukan mendarat darurat.
"Kawasan hutan itu banyak pohon kayu besar. Setahu saya tak ada tempat untuk heli mendarat, " ujarnya.
Mukhri pun mengakui kawasan hutan itu mengandung mistis. Karena pernah terjadi orang hilang di kawasan tersebut.
"Iya benar dulu pernah juga ada warga yang hilang Kawasan situ. Kalau kami menyebit kawasan Si Hijau, " ujarnya.
Menurutnya kalau warga Tamiai yang sudah tahu bahwa kawasan itu saja butuh waktu 9 jam berjalan kaki.
"Kalau bukan orang kito yang kesitu bisa lebih dari itu. Karena sulit masuk ke dalam," ujarnya.
Kades Tamia, Mukhlas, yang dikonfirmasi Jambi Ekspres, semalam, juga menyatakan hal yang sama. Menurutnya, areal perladangan (kebun, red) warga tidak sampai ke kawasan itu, karena jaraknya yang cukup jauh dari pemukiman warga.
‘’Tadi helikopter sempat lakukan pencarian di kawasan itu, tapi tidak kelihatan, makanya pencarian akan dilakukan besok pagi,’’ sebutnya.
Muklas juga membenarkan, perjalanan ke lokasi itu bisa memakan waktu hingga dua hari berjalan kaki.
‘’Paling cepat 1 hari. Itu pun untuk orang yang sudah biasa di kawasan itu,’’ pungkasnya. (hdp/pas)