iklan

Oleh: Ahmad Januarsyah, S.Sos*

Generasi Z atau Generasi Milenial adalah generasi yang hidup di era digital. Mereka tumbuh dan besar berdampingan dengan Perkembangan Tekhnologi yang semakin canggih, Oleh karenanya perkembangan tekhnologi itulah yang membuat kemampuan mereka jauh berbeda dari generasi  sebelumnya.

Jika dulu ketika sore hari para pemuda banyak berolahraga di lapangan terbuka, bermain di atas trik panas nya matahari,  generasi Z banyak menghabiskan waktunya untuk bermain Gadged/Android/game online/nongkrong sambil judi online, ketimbang mereka beraktifitas yang menyehatkan dan bermanfaat.

Jika kondisi tersebut terus kita biarkan maka kondisi yang tidak baiklah yang akan terus bermunculan.

Lalu apa tugas kita untuk mereka?

Generasi Z butuh kita untuk berubah. Jika kenakalan mereka membuat kita marah dan pesimis terhadap masa depan mereka, maka apakah cukup dengan kita terus menyalahkan kenakalan tersebut?

Apakah cukup dengan kita membiarkan  mereka? Jawabannya tentu tidak! Lalu mari kita perhatikan firman  Allah dalam Surat an-Nahl: 125, yang artinya: 

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.

Ayat ini mengajarkan kepada kita untuk memberi dakwah dengan cara yang baik. Jikapun mereka salah, bantahlah dengan cara yang baik pula. Bukan menjauhi atau memaki mereka.

Mereka butuh kita untuk berubah! Ayo rangkul mereka. Jangan memukul. Ayo ajak mereka dengan bijak, jangan dipijak.

Mereka butuh perhatian bukan makian atas kenakalan. Disinilah Penyuluh Agama harus hadir untuk membuat mereka kembali bangkit. Seperti yang saya lakukan di daerah tempat binaan.

Setelah saya lakukan pendekatan, ternyata generasi muda memang butuh kegiatan yang bisa membuat mereka aktif dalam keseharian. Atas dasar itu, saya melakukan sebuah gebrakan dengan mengajak mereka melakukan olah raga di sore hari. Yakni dengan berlatih sepak bola dan futsal.

Kebetulan selain seorang Penyuluh Agama  Islam, saya juga berprofesi sebagai pelatih sepak bola yang berlisensi PSSI dan merupakan Sekretaris Umum Asosiasi PSSI Kabupaten.

Sedangkan aktivitas malamnya, kami isi dengan kegiatan keagaaman seperti belajar tentang salat, bermain hadroh/marawis serta diskusi agama.

Alhamdulillah, kegiatan tersebut berhasil membuat mereka berubah dan mengurangi kenakalan-kenakalan mereka dan mendapat apresiasi dari berbagai kalangan.

Mereka mulai terlibat dalam kegiatan sosial, keagamaan, seni, dan ada juga yang sudah mewakili kabupaten untuk pertandingan sepak bola tingkat provinsi.

Inilah yang mestinya kita lakukan bersama. Kita analisa terlebih dahulu kenapa kenakalan itu terjadi? Kita temukan minat dan bakat mereka, kita realisasikan hal tersebut lalu kita bimbing mereka dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.

Ketika itu bisa berjalan, bukan tidak mungkin kenakalan itu bisa kita rubah menjadi kebanggaan.

*Penyuluh Agama Islam Kabupaten Batang hari Provinsi Jambi


Berita Terkait