iklan

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA - Negara-negara Eropa seperti Italia, Spanyol, Prancis, Jerman, dan Polandia dilaporkan mengalami gelombang panas dengan suhu diperkirakan melebihi 48°C. Hal yang sama terjadi di wilayah lain, seperti di Amerika, Mediterania, Afrika Utara, Timur Tengah, dan beberapa negara di Asia seperti Cina dan Jepang. 

“Pada bulan Juli ini wilayah Eropa memang sedang mengalami musim panas dan kadang-kadang fenomena gelombang panas dapat terjadi,” ujar peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Didi Satiadi lewat pesan singkat, Kamis, 20 Juli 2023.

Tangkapan layar dari satelit Sentinel-3, tambah Didi, memperlihatkan suhu permukaan yang relatif tinggi di sebagian wilayah Spanyol, Italia dan bagian utara Afrika. 

Didi mengatakan bahwa gelombang panas merupakan fenomena suhu ekstrem yang bertahan selama beberapa hari di suatu tempat. Gelombang panas disebabkan oleh sistem tekanan tinggi yang menyebabkan udara bergerak ke bawah atau subsidence sehingga udara panas di tempat tersebut cenderung terperangkap, kira-kira seperti di dalam oven. 

Di wilayah tekanan tinggi, udara cenderung turun dan terkompresi sehingga meningkatkan suhu. Udara yang turun juga berfungsi sebagai kubah penutup (lid) sehingga udara panas terperangkap di wilayah tersebut.

Gelombang ini biasanya terjadi di daerah subtropis dan berkaitan dengan sistem tekanan tinggi yang disebabkan oleh gelombang atmosfer yang dikenal sebagai gelombang Rossby. Fenomena pulau panas perkotaan atau urban heat island berpotensi meningkatkan dampak dari gelombang panas.

Dia menambahkan bahwa data satelit Sentinel-3 pada 19 Juli menunjukkan wilayah Eropa umumnya berada dalam sistem tekanan tinggi, kelembaban rendah, tutupan awan minimal, dan suhu yang relatif tinggi, sehingga potensi terjadinya gelombang panas cukup besar di wilayah ini. “Terlebih lagi, gelombang panas saat ini terjadi bersamaan ketika dunia menghadapi fenomena El Nino sehingga dampak yang terjadi berpotensi menjadi lebih kuat lagi,” jelasnya.

Faktor Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

Selain itu, gelombang panas yang terjadi di Eropa dan wilayah lainnya pada saat ini kemungkinan besar juga diperparah oleh fenomena pemanasan global dan perubahan iklim. Menurut badan PBB IPCC (Intergovernmental Panel for Climate Change), fenomena pemanasan global dan perubahan iklim sangat mungkin akan meningkatkan frekuensi dan intensitas dari fenomena gelombang panas yang terjadi di Bumi.

Peningkatan suhu rata-rata bumi akibat perubahan iklim meningkatkan kandungan energi panas di atmosfer, intensitas siklus hidrologi, kejadian ekstrem dan bencana hidrometeorologi seperti banjir, kekeringan, gelombang panas, siklon, tornado, dan lainnya.


Berita Terkait



add images