iklan Kapolda Jambi Membuka Pameran Foto Jurnalistik
Kapolda Jambi Membuka Pameran Foto Jurnalistik "Masyarakat Adat di Tengah Perubahan Iklim" Dengan Pesan Kepedulian

Di samping itu, acara ini diharapkan dapat menghasilkan langkah-langkah konkret dan kolaboratif untuk memastikan bahwa kearifan lokal dan keanekaragaman budaya tetap menjadi aset berharga bagi masyarakat Jambi.

Kepala Taman Budaya Jambi Eri Argawan menambagkan kolaborasi pameran foto ini diharapkan menggugah kepedulian publik yang lebih luas untuk lebih peduli pada persoalan iklim, masyarakat adat, dan kelestarian lingkungan hidup. Khususnya generasi muda bisa terlibat aktif di dalamnya.

Ketua PFI Jambi, Irma Tambunan, menyatakan, "Pameran foto jurnalistik ini merupakan hadiah bagi perayaan hari masyarakat adat dari para jurnalis foto di Jambi yang telah memperhatikan situasi masyarakat adat di tengah perubahan iklim yang semakin meruncing. Kepedulian ini tercermin dalam karya-karya foto yang kami tampilkan, menggambarkan kehidupan masyarakat adat di Jambi.

Kami menampilkan keempat komunitas masyarakat adat, yaitu Orang Rimba, Talang Mamak, Batin Sembilan, dan Duano, beserta kearifan lokal mereka dalam menjaga hutan, sungai, dan laut. Melalui pameran ini, kami mengajak semua pihak untuk bersatu mengatasi masalah perubahan iklim dan memelihara ekologi serta budaya masyarakat adat."

Yunani, seorang tokoh perempuan dari masyarakat adat Batin Sembilan, yang turut hadir dalam pembukaan pameran, mengungkapkan perasaan terharunya,

"Saya sangat bahagia bahwa kehidupan dan kondisi kami, masyarakat adat, bisa dilihat oleh banyak orang di kota melalui pameran ini. Hutan adalah sumber kehidupan kami, meskipun kondisi saat ini tidak memungkinkan kami untuk tetap berada di dalamnya. Kami terpaksa harus mulai beradaptasi dengan situasi baru."

Pada kesempatan itu, Mak Nur, Induk Orang Rimba dari Desa Dwi Karya Bakti, Pelepat, juga tampil dengan tarian bedeti yang merupakan doa dan prosesi turun mandi bagi bayi. Rangkaian acara pameran foto ini akan berlangsung selama 2 hari pada tanggal 26-27 Agustus, dengan menyajikan 1 seminar, 2 mini workshop, serta klinik fotografi bagi masyarakat yang tertarik. Dengan melibatkan berbagai aspek, pameran ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan dukungan nyata bagi masyarakat adat dalam menghadapi perubahan iklim dan menjaga keberlanjutan ekologi dan budaya mereka.(*)


Berita Terkait



add images