iklan Upaya Pengendalian Inflasi, Fasha Panen Perdana Padi Sawah
Upaya Pengendalian Inflasi, Fasha Panen Perdana Padi Sawah

Dalam laporannya, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Jambi, Evridal Asri, jelaskan bahwa sebagian lahan produksi pertanian di Kota Jambi hampir setiap tahunnya mengalami alih fungsi, menjadi pemukiman, komersial dan sebagainya. Oleh karena itu, selain teknologi tepat guna, upaya lainnya adalah penggunaan benih unggul bermutu yang sangat berpengaruh signifikan terhadap kenaikan produksi tanaman.

"Kota Jambi memiliki lahan yang terbatas untuk pelaksanaan usaha budidaya tanaman komoditi pangan, sehingga perlu adanya terobosan dan inovasi teknologi yang dapat digunakan untuk meningkatkan produksi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan penggunaan teknologi yang spesifik. Diharapkan upaya tersebut bisa mengatasi permasalahan ketersediaan lahan yang terbatas di kota Jambi," jelas Mantan Kabag Perekonomian dan SDA Setda Kota Jambi itu.

Kelompok Tani Tunas Harapan jelasnya, memiliki lahan seluas 70 ha, dan untuk komoditi padi untuk tahun ini, menggunakan benih unggul bermutu, bersertifikat sebanyak 12.500 kg dengan jenis varietas Inpari 32.

"Kelompok tani Tunas Harapan Kelurahan Penyengat Rendah dapat dijadikan contoh bahwa petani Kota Jambi juga mampu menghasilkan produk pertanian pangan yang dapat menyumbang penyediaan pangan bagi masyarakat Kota Jambi. Kepada kelompok tani lain juga diharapkan bisa tetap eksis, mengupayakan usaha pertanian dan tetap optimis menghadapi tantangan di masa depan," puungkasnya.

Sebagaimana diketahui bahwa inflasi pangan memiliki bobot yang cukup besar dari komposisi pengeluaran masyarakat, oleh karenanya pengendalian inflasi akan memberikan dampak sosial yang besar untuk kesejahteraan masyarakat Kota Jambi. Gerakan Payo Menanam dan Panen Perdana Padi Sawah Kota Jambi, merupakan rangkaian dari program kegiatan Pemerintah Kota Jambi dalam upaya menjaga ketersediaan dan pemenuhan pangan bagi masyarakat dalam upaya pengendalian inflasi.

Gerakan ini diharapan menjadi pemicu bagi semua petani Kota Jambi dan masyarakat, agar optimal memanfaatkan lahan pertanian, lahan kosong, ataupun lahan pekarangan rumah, untuk dimanfaatkan untuk ditanam, terutama tanaman komoditas penyumbang inflasi, seperti cabe merah, bawang merah, budidaya ikan, dan tanaman pangan holtikultura lainnya, termasuk tanaman padi

Beberapa pekan lalu, Wali Kota Fasha serahkan bantuan peralatan berusaha bagi UMKM yang masuk dalam kategori masyarakat berpenghasilan rendah atau miskin ekstrem. Bantuan tersebut menyasar bagi 600 UMKM. Tidak hanya untuk membantu menstabilkan kondisi sosial ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat miskin ekstrem di Kota Jambi, kegiatan penyerahan bantuan tersebut juga dimaksudkan sebagai upaya dalam meningkatkan aktifitas perekonomian masyarakat guna menekan laju inflasi daerah Kota Jambi.

Pemerintah Kota Jambi bersama Bank Indonesia telah menjalin kerjasama dan berkomitmen dalam menjaga terkendalinya inflasi di Kota Jambi. Itu diwujudkan melalui gelaran "Sinergi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan" atau Gernas PIP, yang menjadi langkah bersama mengoptimalkan pengendalian inflasi dari sisi "supply" dan mendorong produksi guna mendukung ketahanan pangan secara integratif, massif dan berdampak luas.

Upaya pengendalian inflasi, Kota Jambi juga aktif melakukan perluasan kerjasama antar daerah, komitmen penyelenggaraan operasi pasar, serta implementasi gerakan "Urban farming" yang bertujuan untuk menjaga keterjangkauan harga, memastikan ketersediaan pasokan dan menjamin kelancaran distribusi, terutama sinergi dalam mengendalikan inflasi pangan. Kota Jambi telah mengupayakan inisiasi kerjasama dengan Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kabupaten Karawang, Brebes, dan Sleman dalam upaya mencukupi kelangkaan pangan serta antisipasi gejolak ketahanan pangan.

Terbukti secara perlahan, Kota Jambi dalam waktu 4 bulan terakhir sudah keluar dari 10 besar inflasi tertinggi se-Indonesia. Dari 90 kabupaten kota yang dihitung IHK-nya, inflasi Kota Jambi di angka 1,19% y o y, terendah peringkat 3 secara nasional. Selain itu indikator lainnya adalah dengan menurunnya angka kemiskinan Kota Jambi, dimana pada tahun 2021 tercatat sebesar 9,02% menurun menjadi 8,33% pada tahun 2022. (hfz)


Berita Terkait



add images