JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kemarin (7/11) menyebut penderita monkey pox atau cacar monyet mencapai 34 orang. Sebagian besar adalah lelaki suka lelaki (LSL) sebanyak 28 orang dan penyandang HIV sebanyak 26 orang.
"Menyebar dari Jakarta ke Jawa Barat dan Banten,” kata Budi pada rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR.
27 orang di DKI Jakarta, 5 orang dari Banten, dan dua orang dari Jawa Barat. Seluruh penderitanya adalah laki-laki berusia 18 sampai 49 tahun.
Sebenarnya, kasus monkeypox sudah menyebar di seluruh dunia tahun lalu. Kemenkes menemukan satu kasus yang merupakan imported case dari Singapura. Namun sekarang yang terjadi, menurut Budi, merupakan transmisi lokal.
Budi menyebut jika kasus ini cukup sensitif karena terjadi pada kelompok khusus, yakni LSL.
“Gaya hidup seperti ini meningkat di perkotaan dan membawa monkeypox dan HIV,” ucapnya.
Kemenkes pun menggandeng LSM untuk turut membantu mengatasi monkey pox. Sebab khawatir akan timbul stigma. “Ini ada vaksinnya,” tuturnya.
Yang cukup aman adalah mereka yang sudah divaksin cacar karena cukup efektif menangkal monkeypox. Sayangnya vaksin cacar berhenti pada 1980-an. Dengan pengalaman ini maka Kemenkes pun menyiapkan vaksin.
Namun kini tidak semua orang divaksin. Sebab hanya kelompok khusus yang berpotensi terkena monkeypox.
Pada kesempatan lain, Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto meminta ada pencegahan, tracing, hingga vaksinasi untuk kelompok berisiko.
“Untuk menekan monkeypox agar tidak menyerang tubuh maka harus memiliki daya tahan tubuh,” kata Edy.