iklan
Etnis Uighur sebagian besar adalah orang-orang desa yang tinggal menetap di jaringan oasis yang terbentuk di lembah dan lereng yang terletak di Tien Shan, Pamir. Karena tinggal di salah satu wilayah tergersang di dunia, masyarakat Uighur selama berabad-abad telah mempraktekkan irigasi untuk menghemat persediaan air untuk pertanian.

Pada 1950-an, Suku Uighur di Xinjiang yang hidup berdampingan dengan etnis Han, etnis mayoritas Tionghoa yang berbondong-bondong datang ke Xinjiang. Seiring waktu, mereka saling bersitegang akibat kesenjangan ekonomi dan etnis.

Puncaknya pada Juli 2009 ketika 200 orang Han tewas dan 1.700 lainnya luka-luka. Kemudian, otoritas China menanggapi dengan menindak orang Uighur yang dicurigai sebagai pembangkang dan separatis.

Tindakan pihak yang berwenang ini termasuk penembakan, penangkapan, dan hukuman penjara pada 2017. Usaha pemerintah yang paling kontroversial yang ditanggapi dengan protes dari organisasi hak asasi manusia adalah penahanan tanpa batas waktu hingga satu juta orang Uighur di kamp khusus.

Pada Agustus 2018, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta Tiongkok untuk mengakhiri penahanan tersebut, namun para pejabat pemerintah membantah keberadaan kamp-kamp tersebut. (*)


Sumber: tempo.co

Berita Terkait



add images