Dilansir dari WinAir, Bombardier Dash-8 (DHC-8) yang digunakan Penjaga Pantai Jepang merupakan pesawat regional bertenaga turboprop yang menawarkan peningkatan kinerja jelajah, biaya operasional lebih rendah, dan perawatan lebih mudah dibandingkan pendahulunya, yaitu Dash 7.
Dash-8 memiliki ukuran lebih besar, lebih cepat, serta diklaim sangat serbaguna dan lebih tangguh. Pesawat seharga sekitar US$ 3,25 juta atau Rp 50 miliar itu dapat beroperasi dari bandara kecil yang menggunakan landasan pacu tak beraspal dan mampu mengangkut 82-90 penumpang. Hal itulah yang menjadikan alasan DHC-8 dianggap ideal untuk maskapai penerbangan domestik jarak pendek.
Di sisi lain, Kementerian Transportasi Jepang mengungkapkan, pengawas lalu lintas udara di Bandara Haneda telah memberikan izin kepada pesawat Japan Airlines untuk mendarat di landasan sebelum bertabrakan dengan pesawat Penjaga Pantai Jepang. Pengendali lalu lintas udara juga telah memerintahkan pesawat Penjaga Pantai Jepang untuk tidak mencapai landasan pacu.
Pihak Japan Airlines pun mengumumkan bahwa awaknya mengatakan mereka telah mengonfirmasi izin pendaratan dari pengontrol dan mengulangi perintah tersebut sebelum benar-benar melakukan operasi pendaratan.
Karena insiden tersebut, Dewan Keselamatan Transportasi Jepang mengirimkan enam orang penyelidik untuk memulai proses penyelidikan skala penuh.
Akibat tabrakan itu, sejumlah maskapai membatalkan dan menjadwalkan ulang penerbangan. Sebanyak lebih dari 100 penerbangan diperkirakan batal pada Rabu, 3 Januari 2024, sehingga berdampak pada sekitar 20.000 penumpang Japan Airlines dan All Nippon Airways.
Japan Airlines membatalkan 50 jadwal penerbangan domestik ke dan dari Bandara Haneda. Sedangkan All Nippon Airways membatalkan 54 penerbangan domestik dan 1 penerbangan internasional. Pembatalan penerbangan lainnya termasuk 4 penerbangan Skymark Airlines, 7 penerbangan Airdo, dan 1 penerbangan Solaseed Air.
Selain itu, semua landasan di Bandara Haneda ditutup sementara sejak pukul 18.00 waktu setempat. Sejumlah penerbangan juga terpaksa dialihkan ke Bandara Narita yang terletak di Prefektur Chiba. (*)
Sumber: tempo.co