Pengusaha multijutawan Kurdi Peshraw Dizayee dan beberapa anggota keluarga termasuk di antara korban tewas, ketika setidaknya satu roket menghantam rumah mereka, kata sumber keamanan dan medis Irak.
Penasihat Keamanan Nasional Irak Qasim al-Araji membantah rumah itu adalah pusat mata-mata Israel.
“Untuk menanggapi klaim bahwa ada markas Mossad, kami mengunjungi tempat itu dan mengunjungi setiap sudut rumah ini, dan semuanya menunjukkan bahwa itu adalah rumah keluarga milik seorang pengusaha Irak dari Erbil,” katanya kepada wartawan.
Juru bicara pemerintah Israel Avi Hayman mengatakan dia tidak akan berspekulasi, ketika ditanya pada konferensi pers tentang pernyataan Iran bahwa mereka menyerang situs Mossad.
“Apa yang akan saya katakan adalah Iran terus menggunakan proksinya untuk menyerang Israel di berbagai bidang. Kami mengutuk aktivitas Iran dan kami menyerukan masyarakat internasional untuk menentang Iran dan menyerukan perdamaian di kawasan,” katanya.
Membela serangan tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengatakan Teheran menghormati kedaulatan dan integritas wilayah negara lain, tetapi merupakan "hak sah Iran untuk mencegah ancaman keamanan nasional".
Selain serangan di Erbil, Garda mengatakan mereka menembakkan rudal balistik di Suriah dan menghancurkan “pelaku operasi teroris” di Iran, termasuk ISIS.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas dua ledakan di Iran bulan ini yang menewaskan hampir 100 orang dan melukai banyak orang di peringatan komandan tertinggi Qassem Soleimani.
Prancis menuduh Iran melanggar kedaulatan Irak dan Washington mengutuk serangan tersebut sebagai tindakan yang “sembrono”. Para pejabat AS mengatakan tidak ada fasilitas AS yang terkena serangan dan tidak ada korban jiwa di AS.
Iran, yang mendukung Hamas dalam perangnya dengan Israel, menuduh AS mendukung apa yang mereka sebut sebagai kejahatan Israel di Gaza. AS mengatakan pihaknya mendukung Israel dalam kampanyenya namun telah menyuarakan kekhawatiran mengenai jumlah warga sipil Palestina yang terbunuh.
Iran di masa lalu telah melakukan serangan di wilayah Kurdistan Irak, dengan mengatakan bahwa wilayah tersebut digunakan sebagai markas kelompok separatis Iran serta agen musuh bebuyutannya, Israel.
Baghdad telah mencoba mengatasi kekhawatiran Iran atas kelompok separatis di wilayah tersebut, dengan merelokasi beberapa anggotanya sebagai bagian dari perjanjian keamanan yang dicapai dengan Teheran pada 2023. (*)
Sumber: tempo.co