JAMBIUPDATE.CO,- Pertemuan antara Ketum Partai NasDem dan Presiden Jokowi baru-baru ini menimbulkan banyak spekulasi di kalangan masyarakat.
Muncul pertanyaan, akankah Surya Paloh buang handuk dan bergabung ke Prabowo-Gibran jika berhasil dipengaruhi oleh Jokowi. Terus bagaimana dengan gagasan perubahannya?
Pakar Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar Prof Sukri Tamma mengatakan, pada dunia politik segala kemungkinan selalu bisa terjadi.
"Saya kira kemungkinan-kemungkinan itu bisa terjadi," ujar Prof Sukri kepada fajar.co.id, Minggu (18/2/2024).
Dikatakan Prof Sukri, dirinya tidak melihat Surya Paloh buang handuk jika kemungkinan itu terjadi.
"Tapi saya tidak akan melihat itu sebagai buangan, karena buangan itu terminologinya seolah-olah menyerah dan hanya tunduk pada ini," ucapnya.
Menurut Prof Sukri, akan ada upaya saling tawar menawar jika Surya Paloh menerima untuk bergabung dengan barisan Prabowo-Gibran.
"Tentu ada daya tawar, walaupun misalnya Surya Paloh akan bergabung," cetusnya.
Melihat Surya Paloh yang memenuhi panggilan Jokowi di istana negara, Prof Sukri menganggap akan ada hal yang mengejutkan terjadi.
"Ketika Surya Paloh berkenan untuk dipanggil Jokowi dalam kondisi pasca-pilpres seperti ini, tentu Surya Paloh membuka ruang untuk ada dialog," tukasnya.
Hasil dialognya, kata Prof Sukri, akan dilihat dari upaya saling tawar menawar sebelum melangkah ke tahap selanjutnya.
"Secara politik nanti akan dilihat dalam tanda petik bergaining apa yang akan dibuka, terlihat, kemudian dilakukan dalam kerangka itu jika memang akan ada tawaran untuk berkoalisi," imbuhnya.