iklan Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari
Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari

 

JAMBIUPDATE.CO, JAKARTA- Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari memberikan klarifikasi atas potongan video yang beredar di X atau Twitter yang memuncaki trending topik Indonesia dalam beberapa hari ini terkait tuduhan konspirasi melakukan desain kecurangan pemilu.

Potongan video berdurasi 0:33 menit yang dikonfirmasi sebagai fitnah itu beredar dalam sebuah unggahan di medsos X (dulu twitter) oleh akun anonim @Yurissa_Samosir. Video itu sudah dipotong-potong, dihilangkan konteksnya dan diberi caption, "Rapat internal bocor, 5 Januari hasil pemilu sudah diketahui angka nya, kok bisa ya." 

BACA JUGA: 5 Kepala Negara yang Beri Ucapan Selamat ke Prabowo, Teranyar Erdogan

Dalam potongan video viral itu, Qodari menyebutkan perolehan suara paslon capres di DKI Jakarta dengan presentasi suara 01 Anies-Muhaimin 27%, dan 03 Ganjar-Mahfud 16,9%. Video ini kemudian viral dan dirinya disebut menjadi bagian dari desain kecurangan pada hasil Pilpres 2024.

Qodari menegaskan bahwa video yang beredar tersebut sebenarnya adalah saat acara diskusi Pilpres 2024 untuk wilayah DKI Jakarta yang diadakan Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran pada tanggal 5 Januari 2024 lalu.

BACA JUGA: Dapat Dukungan 14 Persatuan Warga Kerinci-Malaysia, HTK Nyatakan Siap Maju Pilkada

"Tanggal 5 Januari 2024 saya diundang TKD Prabowo Gibran Jakarta, saya membuka diskusi dengan membacakan hasil-hasil survei pilpres di wilayah DKI Jakarta dari Polling Institute hasil temuan survei 15-19 Desember 2023," ujar Qodari dalam keterangannya, Sabtu 24 Februari 2024.

Qodari menyampaikan kebetulan angka suara paslon capres-cawapres khususnya nomor urut 03, Ganjar Pranowo-Mahfud MD saat presentasi survei pilpres di DKI Jakarta mirip hasilnya dengan hasil real count nasional.

"Survei yang muncul di video itu sebenarnya temuan survei untuk wilayah DKI Jakarta saja. Bukan survei nasional. Eh kok kebetulan pas dengan angka Ganjar-Mahfud di tingkat nasional yang cuma 16,9 persen," ucapnya.

"Jadilah orang-orang ini pada temper tantrum dan bilang ini kecurangan," imbuhnya.


Berita Terkait