iklan CEK JEMBATAN: Ketua DPRD Jambi melakukan peninjauan ke lokasi Jembatan Aurduri 1 yang ditabrak kapal tongkang.
CEK JEMBATAN: Ketua DPRD Jambi melakukan peninjauan ke lokasi Jembatan Aurduri 1 yang ditabrak kapal tongkang.

JAMBIUPDATE.CO, JAMBI- Ketua DPRD Provinsi Jambi, Edi Purwanto pada Sabtu (18/5) langsung melakukan peninjauan ke lokasi Jembatan Aurduri 1 yang tiang pengaman (fender) ditabrak oleh kapal tongkang dengan muatan batu bara. Edi Purwanto melakukan penijauan dengan menggunakan kapal speadboat sehingga secara jelas melihat bagaimana kondisi di tiang jembatan Aurduri 1. Edi meminta pengusaha serius dan tak mengulur waktu memperbaiki jembatan. 

Pada kesempatan itu, Edi Purwanto turut didampingi oleh pimpinan Komisi III DPRD Provinsi Jambi, Ivan Wirata, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jambi, Kepala BPJN, dan pihak BWSS. Hasil tinjauan di lapangan, disampaikan oleh Edi Purwanto bahwa selain tiang pengaman yang rusak pasca ditabrak kapal tongkang, ada juga tiang pengaman yang bergeser posisi atau miring.

“Tapi alhamdulillah pada saat ini posisi jembatan masih aman, karena memang yang ditumbur itu bagian dari pengaman tiang jembatan, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir karena sampai saat ini posisinya masih aman,” katanya.

Meskipun demikian, Edi Purwanto menyebut bahwa perlu langkah-langkah percepatan yang dilakukan untuk perbaikan pada bagian-bagian di tiang pengaman jembatan tersebut. Maka Edi Purwanto menyebut bahwa pemerintah menerapkan punishmet kepada pengusaha kapal tongkang untuk bertanggungjawab.

“Tentu dengan kondisi seperti saat ini, saya berharap sebagaimana kemarin pak gubernur janji dengan DPRD, akan meminta pengusaha untuk bertanggungjawab untuk perbaiki jembatan itu,” terangnya.

Sementara itu, Edi Purwanto mendesak agar tanggungjawab perusahaan dengan melakukan perbaikan kontruksi tiang pengaman yang rusak tersebut untuk segera dilakukan. Ia meminta agar pengusaha tidak mengulur-ulur waktu dalam perbaikan ini, mengingat jembatan tersebut merupakan jalan lintas, sehingga jangan menimbulkan kekhawatiran masyarakat.

“Tentu nilai perbaikannya tidak sedikit, namun pihak pengusaha harus bertanggungjawab dan kita minta ini dilakukan percepatan, jangan menunggu dan menunggu yang ujung-ujungnya tidak terjadi perbaikan, sehingga masyarakat resah,”tegasnya.

Terpisah, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah Jambi Ibnu Kurniawan, dari pendataan pihaknya ada 3 pilar yang rusak di tiang pengaman jembatan (fender) Jembatan Aur Duri 1 pada kejadian (Senin13/5). Untuk memperbaiki pilar itu, Dia tak menyangkal berbiaya besar.  

 "Untuk konsep desain perbaikan tendernya, itu butuh Rp 4-5 Miliar untuk 1 pilar. Contoh di Batanghari (Aurduri) 1 ada 3 pilar yang rusak, udah kelihatan mata Rp 15 miliar yang harus dikeluarkan, itu belum termasuk Jembatan Muara tembesi ya," jelas Ibnu. 

Ditegaskan Ibnu, yang bertanggung jawab memperbaiki fender rusak itu bukan BPJN tetapi dari Perkumpulan Pengusaha Tambang Batu Bara (PPTB) Jambi.  

"Rencananya Rabu kemarin PPTB bertemu dengan pihak BPJN untuk membahas desain. Kalau saya lihat sendiri konsepnya mereka sudah punya, tinggal dimatangkan saja," ucapnya. 

"Nanti prosesnya, setelah desain akan diasistensikan ke BPJN. Lalu PPTB akan mendapat persetujuan dan dapat izin bekerja dari BPJN, baru mereka bekerja," jelas Ibnu. 

Kepala BPJN meminta pihak PPTB agar tak terlalu lama menyiapkan desain agar bisa segera bekerja. 

Ia menyatakan jika fender tidak ada jembatan sampai tertabrak lagi maka dikhawatirkan korban jiwa pengguna jalan. Sebab, jembatan Batanghari 1 cukup padat lalu lintasnya hingga 27 ribuan melintas perhari. 

Untuk kekuatan jembatan saat ini pasca ditabrak ponton batu bara masih kuat dan layak untuk dilalui. Karena yang tertabrak fender tidak masalah masih tetap kuat. "Tapi kalau pondasi atau pilar tertabrak langsung oleh ponton maka bahaya bagi jembatan. Saat ini masih aman," jelasnya.

Ditanya terkait gambaran jika terjadi keruntuhan jembatan dengan bentang panjang 500 meter itu, maka jika gunakan konstruksi biasa bisa Rp300 miliar. "Lalu jika dibangun lebih cantik bisa menelan biaya sampai Rp500 miliar, dan jika dibuat ikon Jambi bisa menembus Rp700 sampai Rp800 miliar," pungkasnya. (aba)

 

 


Berita Terkait