JAMBIUPDATE.CO,- Hamas menyatakan kepada mediator bahwa pihaknya tidak akan berpartisipasi dalam negosiasi gencatan senjata di Jalur Gaza atau kesepakatan pertukaran tahanan, pascaserangan Israel di Rafah, kota paling selatan di Gaza, pada Minggu.
Sikap itu disampaikan seorang sumber Hamas pada Senin. Sumber itu mengatakan kepada Xinhua bahwa keputusan tersebut diambil sebagai respons terhadap serangan militer Israel ke tenda-tenda pengungsi di wilayah Rafah barat laut.
Serangan Israel tersebut menyebabkan sedikitnya 45 warga Palestina tewas dan terluka. Mayoritas adalah anak-anak dan perempuan. Mereka terbakar hidup-hidup akibat serangan bom Israel ke tenda pengungsi di Rafah.
Sumber itu juga menuturkan bahwa pimpinan Hamas belum menerima pemberitahuan resmi dari mediator di Mesir atau Qatar mengenai dimulainya kembali perundingan.
Sedikitnya 45 warga Palestina, termasuk anak-anak dan wanita, tewas dalam serangan udara Israel terhadap tenda-tenda pengungsi di dekat Kota Rafah, ungkap otoritas kesehatan Gaza melalui pernyataan pers pada Senin.
Pejabat senior Hamas Osama Hamdan mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Beirut pada Senin bahwa Israel tidak akan menerima para sandera "kecuali sesuai dengan persyaratan yang kami sampaikan kepada para mediator."
Hamdan menambahkan bahwa persyaratan Hamas untuk mencapai kesepakatan, termasuk gencatan senjata permanen, tidak berubah.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan bahwa pembantaian kamp pengungsi di Rafah oleh tentara Israel dapat menjadi batu sandungan untuk mencapai gencatan senjata di sana dan membebaskan para sandera.
“Qatar mengutuk keras pemboman Israel yang menargetkan kamp pengungsian di Rafah," demikian unggahan Kemlu di X.
"Kementerian menyampaikan keprihatinan Qatar bahwa pemboman tersebut akan mempersulit upaya mediasi yang sedang berlangsung sekaligus menghambat kesepakatan gencatan senjata segera dan permanen di Jalur Gaza serta pertukaran tahanan, sehingga semakin memperburuk dampak perang dan dampak terhadap keamanan regional dan internasional.”
Kemlu Qatar mendesak komunitas internasional untuk "segera bertindak mencegah komitmen genosida" dan menekankan perlunya Israel mematuhi keputusan Mahkamah Internasional (ICJ) untuk menghentikan operasi militer di Rafah.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim serangannya mengenai kompleks militer Hamas dan kepala markas Hamas terbunuh dalam peristiwa tersebut. Serangan itu ditujukan pada sasaran yang sah dan sesuai dengan hukum internasional tentang penggunaan amunisi dan berdasarkan data pengintaian yang tepat, kata IDF.
Juru bicara Kemlu Qatar, Majed Al Ansari, pekan lalu mengatakan perundingan antara Israel dan Hamas tentang gencatan senjata di Gaza dibekukan selama beberapa pekan. Namun demikian, pihak mediator, termasuk Qatar, masih berupaya menjaga komunikasi dengan para pihak berkonflik terkait upaya tersebut. (*)
Sumber: tempo.co