JAMBIUPDATE.CO, JAMBI-D.I. Ansusa Putra terlahir di Bangko, Merangin, pada 15 Desember 1986, sebagai anak kedua dari pasangan Suhaibi, S.Ag., M.Si., dan Salmah, S.Pd.I. Ayahnya, (Suhaibi, S.Ag., M.Si) pernah menjabat sebagai Plt. Sekda Kab. Merangin Tahun 2013.
Atas didikan kedua orang tuanya yang juga mementingkan Pendidikan agama, tertanam nilai-nilai keislaman dan pentingnya ilmu pengetahuan sejak dini. Pendidikan dasarnya dimulai di SDN Bangko, namun jiwa petualangannya sudah terlihat ketika ia memilih merantau ke Pondok Pesantren Darul Hikmah di Pekanbaru (1999-2001). Keinginannya untuk mendalami agama membawanya melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Koto Baru, Padang Panjang (2001-2004), sebuah sekolah yang dikenal mencetak generasi unggul dalam studi keislaman.
Di sinilah bakat akademiknya mulai terasah, membawanya melangkah lebih jauh: mengejar mimpi belajar di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir (2004-2008).
Perjalanan Akademik: Dari Kairo hingga Doktor di Usia Muda
Kairo menjadi tujuan menuntut ilmu selanjutnya. Di kota seribu menara ini, ia tidak hanya menimba ilmu Tafsir dan Ilmu Al-Qur’an, tetapi juga membuka wawasannya tentang dinamika keislaman global. Gelar sarjananya di Al-Azhar menjadi fondasi kuat untuk melanjutkan studi magister dan doktoral di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan disiplin tinggi dan kerja keras, ia meraih gelar S2 dalam waktu singkat (2009-2011) dan menyelesaikan program doktoralnya di bidang Tafsir Hadis dengan gemilang (2014-2016). Di usia 30 tahun, ia telah menyandang gelar doktor, sebuah pencapaian yang membuktikan ketekunan dan kecintaannya pada ilmu pengetahuan.
Karier Akademik yang Cemerlang
Sejak 2014, Ansusa memulai kariernya sebagai dosen, dan dengan cepat ia menapaki tangga kepemimpinan di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Dari Sekretaris Pimpinan (2017-2018), Sekretaris Program Studi (2019), hingga menduduki berbagai posisi strategis seperti Wakil Dekan di beberapa fakultas. Saat ini, ia dipercaya memimpin sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (2024-2028).
Puncak kecemerlangan akademiknya datang di usia 38 tahun, ketika ia dikukuhkan sebagai Profesor dalam Bidang Ilmu Al-Quran dan Sosial Budaya—menjadikannya profesor termuda di Provinsi Jambi, dan salah satu professor muda di Indonesia.
Gelar akademik Profesor diperoleh sesuai dengan SK Menteri Agama tertanggal 6 Maret tahun 2025. Raihan profesor didapati dengan penuh perjuangan, dedikasi, kesabaran, keikhlasan dan konsistensi. Ia telah menghasilkan karya ilmiyah yang terekognisi nasional dan internasional. Produktifitas dan konsistensi untuk menyebarkan pengetahuan serta integritas akademik selalu dipakai sebagai acuan kinerja.
Ia adalah seorang pemikir produktif. Karyanya tersebar di jurnal nasional terakreditasi dan jurnal internasional bereputasi seperti Journal Technology in Society (London), Journal of Islamic Thought and Civilization (Pakistan), dan Mental Health, Religion and Culture (London).
Ia juga aktif sebagai reviewer untuk jurnal internasional, membuktikan pengakuan dunia akademik terhadap kapasitas keilmuannya. Pada tahun 2021 ia diakui sebagai peneliti terbaik, publikasi artikel terbaik dan posisi 7 ranking Sinta (pemeringkatan ilmuan nasional) pada ajang SUTHA Award yang diselenggarakan oleh LPM UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Selain artikel, ia telah menulis empat buku yang mengkaji Al-Qur’an dari perspektif sosial-budaya, seperti Sajak Al-Qur’an (2011) dan Quranic Positioning System (2022), al-Quran dalam Pergulatan Muslim Indonesia (2025).
Karya-karyanya tidak hanya teoritis, tetapi juga relevan dengan konteks kekinian, menjadikannya rujukan dalam diskusi keislaman modern. Selain itu, Ansusa kerap diundang sebagai pembicara di forum nasional dan internasional, seperti di Narasumber Kuliah Umum di perguruan Tinggi, memberikan orasi ilmiah di perguruan tinggi, Sharing data di Universitas, reviewer di jurnal-jurnal Nasional dan Internasional. Ansusa konsern dalam membahas isu-isu Al-Qur’an dan Hadis dengan pendekatan yang lebih segar. Keahliannya dalam menggabungkan kajian teks suci dengan analisis sosial-budaya membuatnya menjadi narasumber yang dicari.
Inspirasi bagi Generasi Muda
Kisah Ansusa adalah bukti bahwa kerja keras, keberanian merantau, dan ketekunan dalam menuntut ilmu dapat membawa seseorang dari kota kecil di Jambi hingga berdiri di panggung akademik dunia. Ia mengajarkan bahwa ilmu agama dan ilmu sosial tidak harus terpisah, melainkan bisa bersinergi untuk menjawab tantangan zaman. Baginya, Al-Qur’an bukan hanya kitab suci, tetapi juga panduan hidup yang dinamis. Melalui karya dan pengabdiannya, ia terus menginspirasi generasi muda untuk mengejar ilmu setinggi mungkin, lalu mengamalkannya bagi kemaslahatan umat.
"Ilmu tanpa amal adalah kesia-siaan, dan amal tanpa ilmu adalah kesesatan." – D.I. Ansusa Putra. (*)