iklan
KERINCI, Firnando siswa MTsN Air Hangat Kerinci bersama dengan temannya mengaku dijewer dan ditampar oleh Kepala Sekolah (Kepsek) MTsN Air Hangat, Amril Ardinal. Mereka diperlakukan Kepsek seperti itu hanya karena terlambat membuang sampah di sekolah.

Firnando mengaku, pada hari kejadian beberapa hari lalu memang dia sedang piket. Sekitar pukul 13.00 WIB, Kepsek datang dan tiba-tiba marah melihat sampah belum dibuang di tong sampah, lalu Kepsek langsung menendang tong sampah tersebut dan kemudian memberikan hukuman kepada mereka. "Telinga kita langsung dijewer dan ditarik oleh Kepsek. Selain itu, kami juga di bawa ke ruangan kepala sekolah bersama teman yang piket hari itu," ungkapnya, Jumat (7/2).

Sampai diruangan, Kepsek juga menghukum muridnya itu dengan cara mendorong dan menampar. "Setelah menampar dan mendorong, pak Amril Ardinal (Kepsek, red) mengancam agar kami tidak memberitahu orangtua kami," katanya.

Sementara itu, informasi didapat, kejadian seperti ini sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh kepala sekolah MTsN tersebut, namun tidak diketahui masyarakat atau orangtua murid.

Namun kali ini, siswa yang diduga mendapatkan prilaku kekerasan dari Kepsek adalah anak salah satu guru yang mengajar di MTsN itu sendiri, sehingga informasinya sampai juga ditelinga masyarakat.
--batas--
Orang tua Firnando, Diarmin Densi, yang juga guru di MTsN Air Hangat, menyesalkan sikap kepala sekolah yang juga menjadi atasannya tersebut. Dia meminta kepada Kamenag Kerinci, menindak tegas Kepala Sekolah sesuai perbuatan yang dilakukan. "Kita ingin Kepsek dipindahkan dari MTsN ini, kalau perlu diberhentikan.  Ini untuk kemajuan MTsN Air Hangat kedepanya. Jika tidak bisa jadi murid tidak ada yang mau sekolah disini," ungkapnya.

Selain itu, dia juga mengatakan sudah melayangkan surat kepada Kamenag Kerinci dengan mengumpulkan tanda tangan murid dan orangtua untuk menjadi bahan bukti bahwa wali murid tidak setuju lagi Amril Ardinal menjadi Kepsek di MTsN Air Hangat. "Benar, surat sudah kita masukkan suratnya. Sesuai dengan perintah Kamenag untuk menyertakan tanda tangan wali murid dan siswa supaya bisa di proses. Namun sampai saat ini belum ada juga hasilnya,” tandasnya.

Dikatakannya, dengan kejadian ini anaknya menjadi trauma dan begitu juga siswa yang lain. "Mungkin karena sudah sering melakukan pemukulan, makanya masyarakat berharap Kepsek MTsN dipindah tugaskan," sebutnya.

Selain itu, dia mengaku belum ada penyelesaian persoalan pemukulan itu. ”Sampai saat ini belum ada penyelesaian yang jelas dari Kepsek tersebut, kerumah saja tidak pernah, setelah kejadian itu seperti minta maaf dan lain-lain, walaupun dia atasan saya," ucapnya.

Sementara itu, Amril Ardinal, Kepsek MTsN Air Hangat, saat dikonfirmasi wartawan, menganggap peristiwa yang dilakukan di sekolahnya sudah selesai secara keluarga dan adat. "Masalah ini sudah selesai dengan cara keluarga dan adat," ujarnya singkat.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images