iklan <div>
ANJLOK: Di musim penghujan biasanya harga karet naik. Tapi, sekarang yangterjadi justru sebaliknya. Harga karet terus anjlok. Tampak pabrik pengolahan karetdi Kota Jambi. (Foto: Aldi Saputra)
</div>
ANJLOK: Di musim penghujan biasanya harga karet naik. Tapi, sekarang yangterjadi justru sebaliknya. Harga karet terus anjlok. Tampak pabrik pengolahan karetdi Kota Jambi. (Foto: Aldi Saputra)
Harga karet akhir-akhir ini terus menurun. Kondisi ini sangat diresahkan oleh para petani. Ditambah lagi, cuaca yang tidak mendukung bagi petani karet untuk menyadap.

Sejumlah petani karet di Kec Jambi Luar Kota (Jaluko), Kab Muarojambi, yang ditemui, Kamis (28/3), mengeluhkan harga karet yang sekarang terus-menerus anjlok. Harga yang semula Rp 10.000/Kg, kini menjadi Rp 8.000 – Rp 7.000/Kg.

Menurunnya harga ini membuat petani karet seperti ‘lesu darah’, karena pendapatan mereka dari penjualan karet tidak sebanding dengan biaya operasional dan pemeliharaan.

Yayat, salah seorang petani karet, menuturkan, selain harga yang kian anjlok, kondisi cuaca yang sering hujan saat ini juga berpengaruh terhadap hasil panen mereka. Apalagi di saat musim hujan, petani benar-benar tak bisa menyadap karet.

‘’Cuca tidak mendukung pada bulan ini. Beberapa minggu terahir hujan terus mengguyur, sehingga petani banyak yang tidak menyadap,’’ ungkap Yayat, warga Desa Danau Sarang Elang.

Anjloknya harga getah karet ini telah berlangsung kurang lebih sejak dua pekan terahir. Sebaliknya, harga buah sawit di Kec Jaluko saat ini justru mengalami kenaikan. Harga yang semula Rp 400/Kg, kini naik mencapai Rp 800/Kg atau naik dua kali lipat.

Sementara itu, pihak perusahaan karet terbesar di Kota Jambi yang berlokasi di kawasan Sijenjang, menolak berkomentar mengenai anjloknya harga karet.(*)

Reporter : Aldi Saputra.
Redaktur : Joni Yanto.




Berita Terkait



add images