PRIA lajang asli Jambi ini memilih menjajakan hasil karyanya di tepi jalan ketimbang membuat galeri seni. Ini semua dikarenakan keterbatasan modal. Bagaimana usahanya?
Dari kejauhan tampak seorang pria tengah menggelar hasil karya seni yang dibuatnya. Dia menggelar hasil karya seninya itu di pelataran rumah warga di di lorong Madrasah, jalan Sentot Alibasa, kawasan Selincah. Lelaki satu ini selain bisa melukis soal alam dan tema lainnya, juga mempunyai keahlian melukis sketsa wajah seseorang.
Saat itu, terlihat berbagai lukisan, sketsa wajah para tokoh nasional maupun tokoh pemerintah Provinsi Jambi, sketsa wajah Gubernur Jambi, HBA. Juga terlihat berbagai lukisan kanvas seperti pemandangan alam dan juga lukisan berbentuk abstrak.
Dia adalah Habibi (28) warga Jalan lorong Keluarga, jalan Sentot Alibasa, kawasan Selincah. Habibi mengatakan kalau dirinya mulai menyukai seni rupa, sejak duduk dibangku Sekolah Dasar.
Dirinya mengaku belajar melukis secara otodidak. Sebelumnya, dia tidak pernah mengikuti pelatihan maupun mendalami ilmu seni rupa, semua dipelajarinya sendiri. “Saya menyukai menggambar sejak kelas 2 SD, saat itu hanya mengambar biasa diatas kertas, setelah itu saya menjadi ketagihan menggambar, dan saya mencoba melukis diatas kanvas. Semua saya pelajari sendiri, tidak ada yang mengajari saya melukis,” ujarnya.
--batas--
Hanya saja, dia mengaku, di dalam keluarganya, ada salah satu anggota keluarga yang memang seorang pelukis. “Keluarga saya juga ada yang pandai melukis, mungkin darah seni dari keluarga memang ada mengalir didalam tubuh saya,” sebutnya.
Sebelumnya, Habibi mengaku pernah mencoba untuk menekuni profesi di bidang lain dengan membuka usaha bahkan menjadi seoarang karyawan, namun tak membuatnya betah. Dia menanggap, lukisan merupakan suatu karya seni yang memiliki nilai, baik dari seni, maupun nilai materi. “Karya seni berupa lukisan saya kira lebih memiliki nilai jual,” sebutnya.
Dia juga mengusai hampir semua jenis lukisan seperti, Lukisan abstrak, pemandangan, karikatur, dan sebagainya. Tetapi karena banyaknya pemesanan kepada lukisan sketsa wajah, Habibi lebih menekuni lukisan skesta wajah.
Menurutnya, lukisan skestsa wajah memiliki tingkat kesulitan tersendiri. “Sketsa wajah atau lebih sering disebut lukisan potret ini, memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Karena, kita harus benar-benar menyamai lukisan wajah seseorang,” ujarnya.
“Beda dengan lukisan pemadangan, misalnya kita gambar pohon, walau bagaimanapun bentuk pohon itu kita gambar tetap disebut pohon. Tetapi kalau wajah si A misalnya tidak bisa kita lukis wajah si B,” tambahnya.
Dia mengaku, memiliki keinginan untuk memajang di galeri seni. Tetapi karena keterbatasan modal membuatnya terpaksa menjajakan di pelataran rumah warga dengan biaya sewa Rp 200 ribu perbulan.
“Sebenarnya galeri lebih berkelas tetapi karena saya modal menyewa atau membuat galeri, jadi seadanya dulu lah. Seandainya saya ada modal tidak menutup kemungkinan untuk membuka galeri,” katanya.
Habibi membanderol harga lukisannya kisaran ratusan ribu sampai jutaan rupiah, tergantung ukuran lukisan dan juga tingkat kesulitan lukisan. Dalam satu bulan, di mengaku bisa membuat 10 lukisan.
“Biasanya lukisan yang saya buat banyak untuk koleksi pribadi, tapi saat valentine tadi banyak juga yang mesan untuk dijadikan kado. Kalau soal harga bisa negosiasi lah,” sebutnya.
Penulis : PERLANDES, jambi ekspres