iklan
Kabut asap yang menyelimuti Kota Jambi kian pekat dan terasa perih di mata. Namun sayangnya, berapa kadar kesehatan udara saat ini belum diketahui. Pasalnya, alat pengukur kadar ISPU milik Pemprov Jambi mengalami kerusakan sejak akhir 2013 lalu. Rosmeli, Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Jambi membenarkan hal ini.

Dia mengatakan, alat pengukur ISPU sudah rusk sejak Desember lalu. Sehingga, pihaknya tak bisa melakukan pendataan kepekatan kabut asap saat ini dan dampaknya bagi kesehatan.
“Alat pengukur ISPU kita itu rusak sejak Desember, jadi kita tak bisa melakukan pengukuran. Kemarin sudah datang tekhnisi dari Singapura, namunalat itu rupanya rusak berat,” katanya, Rabu (5/3).

Oleh karenanya, tekhnisi itu sendiri belum bisa memperbaikinya. Hanya saja, menurutya, pihak BLHD tetap melakukan upaya pengukuran kadar ISPU. “Jadi kita lakukan secara manual. Jadi ada alat manual kita. Kalau yang alat dari Singapura itu kan bisa baca sendiri, jadi otomatis. Begitu arah angin masuk maka sudah keluar data,” ujarnya.

Hanya saja, dengan alat manual ini, memang proses pengukuran ISPU lebih memakan waktu. “Jadi datanya harus masuk dulu. Alat manual itu harus ditungguin, tidak bisa ditinggal dan hanya bisa dipasang pada siang hari. Itu hasilnya paling cepat dalam 2 hari,” sebutnya.

Yang jelas, menurut dia, yang ikut diketahui saat ini adalah kadar kesehatan udara. “Pemasangan baru kita coba tadi.  Jadi kita tunggu hasilnya dalam 2 hari ke depan mudah-mudahan sudah ada hasilnya,” imbuhnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images