iklan BERSAHAJA : Syarkoni Syam tampak bersahaja saat ditemui diruang kerjanya
BERSAHAJA : Syarkoni Syam tampak bersahaja saat ditemui diruang kerjanya
Sejak berumur 11 tahun Syarkoni Syam sudah berani membawa bendera Golkar ditengah masyarakat. Terhitung sampai saat ini ia sudah 27 tahun berpolitik.

Sudah 27 tahun Syarkoni Syam yang kini menjabat Wakil Ketua DPRD Bungo mengenal partai golkar. Pahit dan manis berpolitik sudah dirasakannya dan dia kembali ingin berkarya membangun Kabupaten Bungo lima tahun kedepan.

Syarkoni adalah putra dari Samsul Bahri Sa’ib, yang dilahirkan pada 8 Mei 1976 lalu di Simpang Babeko RT 05. Kini, usinya sudah 38 tahun. Suami Erika ini sudah dikenalkan oleh orang tuanya dengan partai Golkar semenjak dirinya berumur 11 tahun. Istrinya merupakan warga Tanjung Gedang, Staf di BPBD kesbangpolinmas dan mahasiswa UMB. “Umur 11 Tahun saya sudah berani membawa bendera golkar ditengah masyarakat banyak,” kata Syarkoni Syam, saat diwawancarai harian ini di gedung DPRD Bungo, kemarin.

Dirinya merupakan alumni, SD 129 Babeko, SMPN 2 Muara Bungo, SMAN 3 Muara Bungo Sungai Binjai. Dirinya berkecimpung di dunia politik mulai tahun 1998. Jabatan yang diemban di partai Golkar pertama kalinya adalah, menjadi wakil Ketua Komisaris Desa Partai Golkar. Kemudian, pada tahun 2003 menjadi Pimpinan Kecamatan Partai Golkar Simpang Babeko.
--batas--
Pada tahun 2004, Syarkoni juga teah pernah ikut bertarung untuk menjadi anggota DPRD. Pada waktu itu, sistem yang digunakan denga nomor urut. “Waktu itu saya nomor urut 8. Saya sudah mendapatkan 800 suaro,” pungkasnya.

Kemudian, pada 2007-2009, Syakoni Syam menjadi bendahara umum Partai Golkar Kabupaten. Pada 2009-2011, dirinya dipercaya menjadi Wakil Ketua Bidang Pemuda dan olah raga dan Ketua AMPG Partai Golkar Kabupaten Bungo. Saat ini menjadi sekretaris Partai Golkar Kabupaten Bungo. “Saya berkecimpung di dunia politik itu memang sudah turun temurun dari orang tua. Orang tua saya mengenalkan saya denga Partai Golkar itu memang dari Kecil,” tegasnya.

Selama berkecimpung di dunia Politik. Masa yag paling pahit dirasakan oleh Sayrkoni adalah, politik pada tahun 1999. Karena masa itu merupakan masa krisis partai tempatnya berkecimpung, namun pada tahun 2004 Partai Golkar itu bagkit lagi. Menjadi anggota DPRD, kata Syakoni adalah sebuah amanah. “Anggota DPRD itu adalah salah satu pengabdian sesuai dengan tupoksinya,” ujar orang tua dari Tasya, dan Alif Imam Albadi ini.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images