iklan TIDAK SEHAT: Jam Gentala Arasy terlihat samar-samar dari kawasan Tanggo Rajo. Ini dikarenakan tebalnya kabut yang menyelimuti Kota Jambi. Bahkan, saat ini udara di Kota Jambi sudah masuk kategori tidak sehat.
TIDAK SEHAT: Jam Gentala Arasy terlihat samar-samar dari kawasan Tanggo Rajo. Ini dikarenakan tebalnya kabut yang menyelimuti Kota Jambi. Bahkan, saat ini udara di Kota Jambi sudah masuk kategori tidak sehat.
Cuaca berkabut yang menyelimuti Kota Jambi saat ini sudah dikategorikan tak sehat lagi. Hal ini diketahui setelah dilakukan pengecekan kadar Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) oleh pihak Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Jambi.

Kepala BLHD Provinsi Jambi, Rosmeli, melalui Kepala Laboratorium Pengujian BLHD Provinsi Jambi, Lies Indriyani, hasil pantauan yang dilakukan, ISPU tanggal 5-6 Maret 2014 tak sehat. “Hasil pengujian dari tanggal 5 Maret pukul 7. 45 Wib sampai 6 Maret  pukul 7. 45 Wib, ISPU mencapai 116 dengan kategori tidak sehat,” sebutnya.

Dikatakannya, hasil ini sudah dilaporkan kepada pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi. “Himbauan memang seharusnya dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan. Yang jelas, sampai saat ini, dinas kesehatan belum meminta hasil pengukuran ISPU kepada kita,” ujarnya.

Menurutnya, pihaknya akan memberikan data hasil pantauan ini kepada seluruh instansi terkait. Pantauan ini, dijelaskannya mulai dilakukan 5 Maret lalu. Hanya saja, karena dilakukan dengan cara manual, memang memakan waktu.  “Kita mulai memantau tanggal 5 kemarin, hanya saja karena alat digital kita rusak, maka kita pakai alat manual. Memakai alat manual ini membutuhkan waktu,” katanya.
--batas--
Menurutnya, pantauan itu dilakukan selama 24 jam. “Kita ambil datanya harus didiamkan 24 jam dan harus didiamkan lagi selam 24 jam.  Jadi butuh waktu 2 hari untuk mengukur kadar ISPU ini baru keluar datanya. Data hari ini maka lusa baru akan bisa keluar,” jelasnya.

Jadi, katanya, selama 24 jam, alat pengukur akan dihidupkan. Lalu, sambungnya, alat itu dimatikan dan didiamkan selama 24 jam lagi. “Nanti setelah itu baru kita timbang berapa berat ISPU-nya,” ujarnya.

Diterangkannya, alat manual itu sebenarnya bukan untuk digunakan pada keadaan darurat seperti sekarang ini. Hanya saja, kondisi sekarang memang mengkhawatirkan, sehingga pihaknya harus mempunyai data dan mengukur kadar ISPU di udara Jambi saat ini. “Ini sebenarnya untuk sampling biasa. Hanya saja karena kita tak punya data maka kita pakai untuk dalam keadaan darurat seperti ini,” tandasnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images