iklan AKSI: Puluhan mahaiswa yang tergabung dalam AMPPS melakukan orasi dan 
memainkan teaterikal dengan menyiramkan air sebagai perwujudan protes 
terhadap penempatan guru di Sarolangun.
AKSI: Puluhan mahaiswa yang tergabung dalam AMPPS melakukan orasi dan memainkan teaterikal dengan menyiramkan air sebagai perwujudan protes terhadap penempatan guru di Sarolangun.
SAROLANGUN, Puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Peduli Pendidikan Sarolangun (AMPPS) datangi Kantor Dinas Pendidikan Sarolangun, kemarin (01/04), mahasiswa menyoroti penempatan guru di sejumlah sekolah yang ada di Sarolangun.

Puluhan mahasiswa memulai aksinya sekitar pukul 09.00 Wib, dengan cara melakukan long march dari simpang lampu merah Kota Sarolangun. Mahasiswa sempat melakukan orasi di depan Hotel Abadi Sarolangun, hingga memacetkan jalan raya lintas Sarolangun.

Usai berorasi di jalan, mahasiwa berjalan kaki dan sebagian menaiki kendaraan roda dua menuju kantor Diknas Sarolangun. Di Kantor Diknas Sarolangun, Husnil, koordinator aksi, mempertanyakan penempatan guru di daerah terpencil. ‘’Kami minta Diknas jangan ada pilih kasih dalam penempatan guru, sehingga menyebabkan sebaran guru tidak merata, dan mengganggu proses pemerataan mutu pendidikan sampai ke daerah terpencil,’’ sebutnya.

Sayang, meski mahasiswa sudah berorasi di depan Diknas Sarolangun, hingga pukul 11.00 Wib, tidak ada satupun pihak Diknas Sarolangun yang menemui mahasiwa. Bahkan dengan terlihat kesal mahasiswa membubarkan diri sekitar pukul 11. 30 Wib, dan berjanji akan kembali mengggelar unjuk rasa keesokan harinya (hari ini, red).

Terkait hal ini, Kadisknas Sarolangun, H. Lukman, belum bias dikonfirmasi karena yang bersangkutan sedang tidak berada dalam kantor. Sedangkan telepon genggamnya tidak aktif, termasuk pesan singkat yang dilayangkan belum direspon. Sementara Kepala Bidang Pegawasan Mutu  Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dinkas Sarolangun, Ahmad Nasri, juga tidak bisa dihubungi. (sumber: jambi ekspres)

Berita Terkait



add images