Disisi lain, kebakaran yang melanda gudang obat-obatan di RSUD RM memberikan dampak kurang mengenakkan kepada pasien yang dirawat di RS plat merah itu. Beberapa pasien yang berhasil dikonfirmasi mengaku mulai kehabisan stok obat.
“Yang paling penting itu kan seperti cairan infus. Karena cairan infus ini tidak boleh sampai terputus. Ibaratnya orang lagi sakit tidak bisa makan, ya cairan infus itu lah yang harus dipasang,” kata salah satu keluarga pasien di ruang penyakit dalam yang enggan disebutkan namanya, Kamis (3/4).
Dia mengaku was-was dengan pelayanan yang akan diberikan oleh pihak RSUD RM. Mereka khawatir obat- yang sebelumnya bisa didapatkan di RSUD harus dibeli di luar RS dengan harga yang lebih tinggi. “Jelas kalau begini pelayanan akan terganggu,” tambahnya.
Dia berharap, pihak RS melakukan upaya untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan obat-obatan. Sementara itu, salah satu keluarga pasien lainnya menjelaskan, memang kejadian kebakaran tersebut tak bisa diperkirakan.
Hanya saja, dia menyebutkan, seharusnya pihak RS memiliki stok obat-obatan. “Kalau ada kejadian seperti ini bisa digunakan obat-obatan yang dibutuhkan oleh pasien,” ujarnya.
Gubernur dalam kunjungannya didampingi Dirut RSUD RM, Ali Imron mengatakan, sampai sejauh ini pelayanan tak terganggu. “Yang jelas pelayanan sampai saat ini tak terganggu. Stok obat masih ada,” tegasnya.
sumber: jambi ekspres