iklan POSYANDU : SKK Migas Perwakilan Sumbagsel melalui TAC Pertamina EP-EMP 
Gelam saat  menggelar kegiatan Posyandu bersama Puskesmas Kebon IX, di 
Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi
POSYANDU : SKK Migas Perwakilan Sumbagsel melalui TAC Pertamina EP-EMP Gelam saat  menggelar kegiatan Posyandu bersama Puskesmas Kebon IX, di Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi
CSR SKK Migas Perwakilan Sumbagsel melalui TAC Pertamina EP-EMP Gelam bekerjasama dengan Puskesmas Kebon IX, melakukan pelatihan terhadap 87 orang kader posyandu di Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, beberapa waktu yang lalu. Pelatihan ini merupakan salah satu wujud dari kegiatan yang tertulis dalam memorandum of understanding (MoU) antara kedua belah pihak.

Kepala Humas Energi Mega Persada (EMP) Heru Hardono, mengatakan program pelatihan kader posyandu ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para kader posyandu. Diharapkan, kegiatan ini mampu meningkatkan pelayanan posyandu secara optimal kepada masyarakat.

Heru menambahkan, posyandu berperan penting dalam melayani kebutuhan kesehatan dasar masyarakat. Terutama dalam hal pelayanan kesehatan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

Mengutip data angka kematian ibu dan bayi dari Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, di tahun 2012 saja, tercatat ada sejumlah 34 kematian dari 1.000 kelahiran bayi. Tentu saja hal ini menjadi keprihatinan tersendiri mengingat Jambi merupakan salah satu daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat.

“Atas dasar itu, Perjanjian Kerjasama antara SKK Migas Perwakilan Sumbagsel - EMP Gelam dan Puskesmas Kebon IX kita tandatangani untuk ikut berpartisipasi dalam menurunkan angka kematian bayi tersebut,” kata Heru.

Pelatihan kader posyandu ini diikuti sejumlah 87 orang peserta yang berasal dari 27 unit posyandu di Kecamatan Sungai Gelam. Selain kader, sejumlah 27 orang bidan desa dan para Ketua PKK dari 6 desa di wilayah kerja Puskesmas Kebon IX juga mengikuti pelatihan ini.

Kegiatan ini dikemas dalam dua sesi, yakni sesi teori dan sesi praktik. Dalam sesi teori, para peserta pelatihan mendapatkan materi tentang gizi dari Dinkes Muaro Jambi. Sedangkan pada sesi praktik, para peserta mempraktikkan langsung pelayanan posyandu terhadap ibu dan bayi secara baik dan benar.
--batas--
Hadir sebagai narasumber, antara lain Joni Ariyanto SKM. MKes. (Kasi UKBM Dinkes Ma Jambi), Desna Aldian SKM, M.Kes. (Kasi PHBS), dan Lindawati AM. Kg. (Kasi Gizi). Selain itu, kegiatan ini juga di buka secara resmi oleh Hj. Suliyanti SH. (Ketua Tim Penggerak PKK Kab. Muaro Jambi), dan dihadiri oleh Hadiawan SKM, M.KM. (Kabid Prom Kes Dinkes Muaro Jambi), Saprita SE. (Sekcam Sungai Gelam), Moh. Novriyadi SKM, M.Kes (Kepala Puskesmas Kebon IX), Rejo (Kepala Desa Kebon IX), Dedi Azis (Manajemen Field EMP Gelam), dan Jajang Suherman (Comrel Officer EMP Gelam).

Lindawati AM. Kg. dari Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi, dalam kesempatan tersebut menegaskan, bayi berumur 0 hingga 1000 hari merupakan usia kritis. Menurutnya, dalam rentang 1000 hari tersebut, kebutuhan gizi harus terpenuhi secara cukup.

“Karena 1000 hari pertama kehidupan bayi tersebut menentukan proses tumbuh kembang anak hingga usia 2 tahun,” katanya.

Terpenuhi atau tidaknya kebutuhan gizi anak pada masa awal itu, memiliki akibat jangka pendek dan jangka panjang. Dampak jangka pendeknya antara lain berkaitan dengan perkembangan otak, pertumbuhan tubuh, dan metabolisme tubuh.

“Sedangkan dampak jangka panjangnya adalah berkaitan dengan daya kognitif, kekebalan tubuh, dan kerentanan tubuh terhadap ancaman penyakit,” jelasnya.

       
sumber: Jambi Ekspres

Berita Terkait