iklan
Setelah Minggu lalu kita ngebahas kisah inspiratif dari negeri Paman Sam, Amerika Serikat, minggu ini Xpresi bakalan kembali ngehadirin sosok inspiratif untuk kamu yang bercita-cita melanjutkan sekolah ke luar negeri. Jika Minggu lalu ngehadirin Mas Dion, pemuda asli Rimbo Bujang, kali ini ada Mbak Evi, Mahasiswi asli Singkut kelahiran 3 Oktober 1987, yang tengah mengambil Master Education Psychology, Ankara University, Turkey. Mau tau gimana serunya obrolan Xpresi bareng Mbak Evi? (Serunya karena saat wawancara ini, di Turki lagi jam-jamnya santai alias sehabis Magrib gitu, sedangkan Xpresi dengan kondisi rada ngantuk, maklum kalau waktu Indonesianya sekitar jam 12 malam gitu deh). Ikuti obrolan kita di edisi Minggu ini.



Xpresi: Assalamualaikum Mbak Evi.
Mbak Evi: Waalaikumsalam.

Xpresi: Selamat tengah malam Mbak.

Mbak Evi: Eh… Di sini belum tengah malam, baru aja selesai magrib.

Xpresi: Oh… gitu ya. Berarti lagi nyantai-nyantai dong di asrama sana?

Mbak Evi: Kebetulan sekarang lagi  main ke rumah keluarga angkat.

Xpresi: Oh… Ada keluarga angkat juga ya? Enak nih, kalau teman-teman di asrama?

Mbak Evi: Kalau di asrama pemerintah Turki, sebagaian besar dihuni Mahasiswa asli Turki, yang berasal dari berbagai kota, yang juga kuliah di sini. Mbak Mahasiswa asal Indonesia satu-satunya di sini. Tapi kalau untuk keseluruhan, ada puluhan asal Indonesia, dan cuma 3 termasuk Mbak yang asal Jambi, cuma penempatannya yang berbeda kota.

Xpresi: Berarti udah terbiasa dong dengan makanan asli sana? Eh…. Udah bisa bikin kebab Turki dong?

Mbak Evi: Susah banget nyesuaian lidah orang Indonesia seperti Mbak dengan makanan khas Turki. Mbak baru bisa makan makanan Turki, setelah setengah bulan di sini. Hehehe. Mbak belum bisa masak nih, soalnya di sini diservis banget, makan maupun nyuci ada layanannya. Kalau tentang cuacanya, sampai  bikin Mbak “mimisan”, karena baru pertama kalinya bertemu dengan suhu yang terlampau dingin.

Xpresi: Hm… Wajar mbak, perbedaan suhu yang sangat berbeda dengan di Jambi. Btw, ceritain sedikit dong ke teman-teman yang di Jambi, gimana prosesnya hingga mbak bisa kuliah di Turki.

Mbak Evi: Sudah lama sih Mbak pengen banget kenal Turki lebih dekat. Sejak Tsanawiyah dulu, saat belajar pelajaran sejarah Islam, ingin mengetahui lebih dekat bagaimana kejayaan dan kegemilangan Islam di Turki. Dan sejak semester 5 kuliah di Universitas Jambi (UNJA), suka hunting info tentang Turki, baca buku-buku yang ditulis oleh Harun Yahya, terus cari infonya, belajar budayanya, dan juga ngumpulin semua info tentang Turki, sampai info tentang beasiswanya.

Xpresi: Wuaduh… Sampai segitunya? Terus kelanjutan pencarian info beasiswanya gimana?

Mbak Evi: Dulu susah banget mencari infonya. Setiap pagi menghabiskan waktu 3 jam untuk browsing dan ngumpulin info tentang Turki. Hingga di tahun 2012, akhirnya Mbak ketemu link beasiswa Turki. Nggak lupa pula mencari via facebook, Mahasiswa-mahasiswa yang udah duluan kuliah di Turki, untuk lebih gampang cari infonya tentang Turki.

Xpresi: Berarti kalau X-aholic (sebutan pembaca Xprsi, red) juga ingin kuliah di Turki, bisa juga dong nanya-nanya sama Mbak Evi?

Mbak Evi: Dengan senang hati.

Xpresi: Oh ya mbak, berarti banyak juga dong peminatnya untuk beasiswa ke Turki ini?

Mbak Evi:  Benar banget. Ada ribuan Mahasiswa yang mendaftar, dan yang diterima untuk jenjang S1, S2 dan S3, totalnya hanya ada 60 orang dari seluruh Indonesia. Proses awal mengikuti seleksi administratif dokumen. Jika lulus, maka akan mengikuti tahap seleksi wawancara yang diadakan di kedutaan besar Turki di Jakarta. Jika lulus lagi, maka akan mengikuti kelas persiapan Bahasa Turki, baru kemudian mengikuti kegiatan perkuliahan. Alhamdulillah Mbak lulus di pilihan pertama, yaitu Ankara University, jurusan Education Psychology, di Kota Ankara. Dan  saat ini, mbak masih mengikuti kelas persiapan Bahasa Turki, karena di sini tidak menggunakan Bahasa Inggris, jadi Mbak yang linglung sendiri,hehe.

Xpresi: Oh…. berarti padat banget dong ya perkuliahannya?

Mbak Evi: Nggak juga kok. Dalam 1 Binggu, Mbak masuk setiap hari Senin hingga Kamis, pukul 09:30  pagi hingga 15.00 sore. Sisanya, Mbak manfaatin untuk keliling jalan-jalan. Maklum, untuk menuhi rasa penasaran sejak Tsanawiyah dulu.hehe. Mengunjungi wilayah-wilayah 4 kota terbesar di Turki. Mulai dari Istanbul, Bursa, dan Izmir, serta kota2 kecil Denizli, pusat Land Heritage, Nevsehir, Keyseri, dan kota-kota kecil di sekitar wilayah Ankara.

Xpresi: Wah…wah… Sambil menyelam minum air nih ceritanya. Ada maksud tersembunyi nih?

Mbak Evi: Hehe… Rencananya memang mau sekalian bikin tulisan tentang Turki.

Xpresi: Sejenis novel gitu?

Mbak Evi: Rahasia dong, hehe.

Xpresi: Ow..ow..ow… Masih dirahasiakan ya? Oke deh kita tunggu rahasianya dibuka. Oh ya, Mbak ini kan anak gadis di rumah, kok bisa sampai diizinkan untuk kuliah jauh hingga ke Turki?

Mbak Evi: Tahun-tahun sebelumnya orang tua nggak ngasih izin untuk kuliah ke luar negeri, karena keluarga mbak kebanyakan sekolah di Jawa, baik di pesantren mau pun di Perguruan Tinggi. Orang tua inginnya sesudah rampung kuliah S1, di Jambi aja. Alhamdulillah... setelah 1,5 tahun Mbak ngotot, dan diam2 apply beasiswa, akhirnya orang tua merestui juga untuk Mbak kuliah di Turki.

Xpresi: So… Sweet… Hehe. Berarti udah banyak rencana nih sepulangnya dari Turki?

Mbak Evi: Membangun sekolah dengan konsep yang berbeda.

Xpresi: Apanya yang berbeda Mbak?

Mbak Evi: Masih dirahasiakan dong. Hehehe.

Xpresi: Wuaduh… Rahasia lagi. Kita tunggu juga deh kabar peresmian sekolahnya ya. Oke deh Mbak, terima kasih ya udah berbagi cerita sama Xpresi, semoga X-aholic bisa semakin termotivasi untuk nerusin pendidikan hingga ke luar negeri.

Mbak Evi: Amiin.

(sumber:xpresi jambi ekspres)

Berita Terkait



add images