SUNGAIPENUH, Anggota Polisi dari Satreskrim Polres Kerinci dan Polres Muaro Bungo nyaris dihakimi ratusan warga Desa Mekar Jaya, Kecamatan Tanah Kampung, Kota Sungaipenuh Minggu (7/4) kemarin, karena diduga sebagai pelaku penculikan.
Informasi yang diperoleh, kejadian tersebut berawal dari penjemputan yang dilakukan dua anggota polisi, tersebut terhadap warga Desa Mekar Jaya, yakni Maswandi (34), bersama orang tuanya, Haruman (54) sekitar pukul 4.00 Minggu (7/4) dini hari kemarin. Penjemputan kedua warga tersebut tanpa sepengetahuan pemerintahan desa setempat.
Karena tidak meminta izin tersebutlah yang membuat keluarga khawatir dan menduga Maswandi dan ayahnya menjadi korban penculikan.
”Istri korban tidak mengetahui siapa yang membawa suaminya tersebut, dan kemana akan dibawa. Dia hanya tahu kalau Maswandi dan ayahnya dibawa oleh beberapa orang pria, sekitar pukul 04.00 dini hari,” ujar warga, yang enggan disebutkan namanya.
Kemudian, sekitar pukul 06.30 tiba-tiba mobil warna hitam yang dicurigai sebagai pelaku penculikan tersebut mengarah ke Desa Mekar Jaya. Digerbang Desa ratusan warga yang emosi sudah menunggu dan bersiap untuk menghakimi pelaku.
”Warga langsung mencegat mobil tersebut. Saat mengetahui Maswandi dan ayahnya ada didalam mobil pelaku warga semakin kalap mengepung mobil pelaku dan meminta sopirnya turun. Beruntung aksi tersebut bisa diredam oleh aparat pemerintahan desa setempat,” ungkapnya.
Setelah itu beberapa orang anggota polisi senior dan tokoh adat di desa setempat mulai berdatangan dan melakukan perundingan. Setelah ditemukannya kesepakatan sekitar pukul 9.00 pagi akhirnya kedua anggota polisi tersebut bisa keluar dengan aman.
”Beberapa anggota polisi yang membawa senjata laras panjang, juga berdatangan kelokasi, karena takut terjadi aksi anarkis warga terhadap kedua rekan mereka. Namun setelah dilakukannya perundingan, warga akhirnya melunak,” sebutnya.
Kepala Desa Mekar Jaya, Zulmasri mengaku tidak diberikan informasi oleh petugas polisi saat dilakukan penjemputan terhadap Maswandi dan ayahnya. ”Wajar warga kaget, karena khawatir korban diculik. Apalagi saat datang mereka tidak menghubungi saya,” cetus Kades.(sumber: jambi ekspres)
Informasi yang diperoleh, kejadian tersebut berawal dari penjemputan yang dilakukan dua anggota polisi, tersebut terhadap warga Desa Mekar Jaya, yakni Maswandi (34), bersama orang tuanya, Haruman (54) sekitar pukul 4.00 Minggu (7/4) dini hari kemarin. Penjemputan kedua warga tersebut tanpa sepengetahuan pemerintahan desa setempat.
Karena tidak meminta izin tersebutlah yang membuat keluarga khawatir dan menduga Maswandi dan ayahnya menjadi korban penculikan.
”Istri korban tidak mengetahui siapa yang membawa suaminya tersebut, dan kemana akan dibawa. Dia hanya tahu kalau Maswandi dan ayahnya dibawa oleh beberapa orang pria, sekitar pukul 04.00 dini hari,” ujar warga, yang enggan disebutkan namanya.
Kemudian, sekitar pukul 06.30 tiba-tiba mobil warna hitam yang dicurigai sebagai pelaku penculikan tersebut mengarah ke Desa Mekar Jaya. Digerbang Desa ratusan warga yang emosi sudah menunggu dan bersiap untuk menghakimi pelaku.
”Warga langsung mencegat mobil tersebut. Saat mengetahui Maswandi dan ayahnya ada didalam mobil pelaku warga semakin kalap mengepung mobil pelaku dan meminta sopirnya turun. Beruntung aksi tersebut bisa diredam oleh aparat pemerintahan desa setempat,” ungkapnya.
Setelah itu beberapa orang anggota polisi senior dan tokoh adat di desa setempat mulai berdatangan dan melakukan perundingan. Setelah ditemukannya kesepakatan sekitar pukul 9.00 pagi akhirnya kedua anggota polisi tersebut bisa keluar dengan aman.
”Beberapa anggota polisi yang membawa senjata laras panjang, juga berdatangan kelokasi, karena takut terjadi aksi anarkis warga terhadap kedua rekan mereka. Namun setelah dilakukannya perundingan, warga akhirnya melunak,” sebutnya.
Kepala Desa Mekar Jaya, Zulmasri mengaku tidak diberikan informasi oleh petugas polisi saat dilakukan penjemputan terhadap Maswandi dan ayahnya. ”Wajar warga kaget, karena khawatir korban diculik. Apalagi saat datang mereka tidak menghubungi saya,” cetus Kades.(sumber: jambi ekspres)