iklan
Proses pleno rekapitulasi suara hingga pukul 23.00 WIB yang sudah menyampaikan hasil rekapitulasi ditingkat kabupaten/kota yakni Tanjabbar, Tanjabtim, Sarolangun, Kota Jambi, Merangin, Muarojambi.Saat proses pleno berlangsung, ada beberapa protes dari saksi partai politik, diantaranya Golkar dan NasDem.

Ketua DPW Partai Nasdem, Agus S Roni keberatan dengan hasil perolehan suara DPR RI di kabupaten Sarolangun dan Merangin tersebut.  Bahkan dirinya meminta agar perolehan suara DPR RI tersebut dihitung ulang.

Ketua KPU Provinsi Jambi, M Subhan mengatakan, sesuai dengan Surat Edaran (SE) KPU nomor 353 yang menyatakan, bahwa PSU tidak bisa lagi dilakukan oleh pihak penyelenggara pemilu. "Sesuai dengan SE bahwa PSU terakhir dilakukan pada hari ini (23/4)," ujarnya saat ditemui disela pleno KPU Provinsi, Rabu (24/3).

Subhan juga menjelaskan, bahwa jika masih ditemukan pelanggaran atau keberatan oleh parpol maka harus di ajukan ke bawaslu. "Kalau sengketa antar partai bisa dilaporkan ke MK, namun jika terjadi sengketa di dalam partai hanya bisa diselesaikan di Bawaslu," ujarnya.

Terkait dengan PSU subhan menjelaskan terkahir di lakukan di kabupaten tebo di desa bangun jayo, PSU dilakukan bersamaan dengan pleno KPU di Tingkat Provinsi Jambi. "Kita tunggu hasil, PSU tersebut untuk disahkan secara provinsi Jambi," ujarnya.

Ketua Bawaslu Provinsi Jambi, Asnawi disela-sela pleno mengatakan sejauh ini memang banyak laporan terkait indikasi kecurangan suara. "Sebagian besar di internal partai sendiri,"katanya saat ditemui di sela acara.

Sejauh ini, untuk Tanjab barat, Tanjab Timur dan Sarolangun tidak ada sanggahan. Tadi ada Kota Jambi. Sebenarnya persoalan kabupaten bisa selesai. Tapi masih ada sanggahan, tentu kalau ada  data spesifik bisa diselesaikan, jangan jadi beban dan menjadi masalah di MK,"katanya.
--batas--
Makanya, ia meminta KPU meminta protes yang memiliki data spesifik bisa ditanggapi serius. "Jangan dibiarkan.. Betul kongkrit, kami siap merekomendasikan,"katanya.

Terkait pelanggaran, sejauh ini memang ada yang indikasi administrasi dan pidana. Meski selisih tak mempengaruhi hasil, tapi setiap satu suara itu adalah hak konstitusional yang harus dijaga.

Untuk DPR RI dan DPRD provinsi, masih ada jeda waktu, untuk mencermati. Karena masih disampaikan saat ini. Termasuk protes persaingan internal. "Kalau persaingan internal bisa disengketa, sepanjang benar adanya bisa diselesaikan.  Ada mediasi, secara internal diharapkan bisa selesai,"katanya.

Selain itu, sebelum pelaksanaan pleno rekapitulasi suara ditingkat KPU Provinsi Jambi di Hotel Abadi Grand, seorang yang mengatasnamakan saksi Partai Bulan Bintang (PBB) terpaksa meninggalkan ruangan pleno karena tidak sesuai dengan surat mandat dari PBB.

Dikeluarkannya saksi PBB yang belakangan diketauhi adalah bendahara DPW PBB, Masnur dari ruangan pleno KPU Provinsi adalah saat Komisioner KPU Provinsi Jambi Sanusi mengabsen kehadiran saksi partai dan saksi calon DPD.

Sanusi mengabsen satu per satu saksi partai, hingga saat menyebutkan saksi PBB, Sanusi langsung mencurigai yang hadir bukanlah sesuai dengan nama yang ada dalam surat mandat PBB yakni Yulius Nur dan Dita, sedangkan yang berada di ruangan adalah Masnur.

Saat itu Sanusi langsung meminta Masnur untuk keluar dari ruangan karena nama surat mandat tidak sesuai dengan yang hadir. "Sesuai dengan mekanisme, nama yang hadir harus sesuai dengan surat mandat yang diberikan," ujar Sanusi.

Setelah Sanusi menjelaskan peraturan tersebut, Masnur langsung keluar dari ruangan. "Saya mohon rekan-rekan sekretariat bisa menjalankan sesuai dengan aturan, jadi harus bisa diperhatikan lagi," tambahnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images