iklan
Tak hanya dilevel nasional, ternyata di provinsi Jambi, kasus pelecehan seksual dan kekerasan terhadap anak juga meningkat drastis. Peningkatan ini ditandai dengan banyak kasus itu yang ditangani oleh Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).

Data yang berhasil dihimpun koran ini di Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemberdayaan Perempuan Provinsi Jambi 2009 terjadi 6 kasus kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak. 2010, meningkat 13 kasus, lalu 2011 ada 13 kasus. Lalu, tahun 2012, jumlahnya meningkat 15 kasus. Jumlah kian meroket pada 2013, sebanyak  23 kasus. Diperkirakan, jumlah ini meningkat 2014 ini. Sebab, Mei ini saja, sudah ada sebanyak 12 kasus yang terdata.
Jenis kekerasan terhadap anak sendiri, ada beberapa, diantaranya Penelantaran, Psikis, Fisik dan Seksual. “Lebih banyak pada umumnya pelecehan tehadap anak-anak,” Sebut Asi Noprini, Konselor di P2TP2A.

Soal bagaimana penanganan terhadap korban kekerasan dan seksual terhadap anak ini. dia mengatakan, itu semua dilakukan tergantung kasus. “Kalau misalnya itu pelecehan kami konsul dulu disini,” katanya.

“Kalau pelakunya orang tuanya , atau orang tua tiri maka dia kita bawa ke ranah hukum semua. Kalau ke anak seharusnya memang seperti itu. Kami tempatkan juga mereka di rumah aman bagi yang tak aman keselamatannya. Kita maunya pelaku memang harus dihukum,” tegasnya.

Dia menerangkan, diharapkan masyarakat lebih terbuka untuk mengadukan soal kekerasan yang dialaminya kepada pihaknya. Bukan hanya anak-anak, namun juga istri yang mendapatkan kekerasan dalam rumah tangga. “Ya datang saja kemari nanti akan didata. Data siapa, anaknya dan siapa yang mendampingi dia kesini akan kami data,” sebutnya.

Disebutkannya, pelecehan seksual terhadap anak banyak terjadi pada siswa yang masih duduk di bangku SMP. Namun, ada juga kasus yang terjadi terhadap anak dalam usia balita. “Bahkan ada yang umurnya umur 3 tahun. Itu dilakukan bapak tirinya, dimasukkan tangannya ke kemaluannya, lalu bidannya yang tahu. Itu ada masuk ke kita,” ungkapnya.

“Pemerkosaan anak SMP juga ada, itu diupayakan terus ke ranah hukum kita kawal sampai masuk ke persidangan. Susahnya ngurus anak, dia susah untuk koordinasi dan percaya sama kita. Kalau jujur dia pasti jujur biasanya anak-anak. Hanya saja pahamnya agak susah,” tambahnya.

Lalu, apa upaya pihaknya agar kejadian ini trak terus mengalami peningkatan. Menurutnya, sosialisasi intensif sudah terus dilakukan oleh pihaknya. “Hanya saja ini kan seperti gunung es, yang sebenarnya banyak hanya saja yang muncul sedikit. Keterbukaan mereka, masyarakat untuk mengadukan persoalannya kesini yang harusnya lebih meningkat,” ungkapnya.

Untuk mengembalikan kepercayaan diri anak yang menjadi korban pelecehan seksual ini, dirinya mengatakan, pihaknya melakukan konseling. “Kita konseling kepercayaan dirinya, seminggu sampai 2 atau 3 kali dia kesini supaya lebih baik untuk memikirkan masa depannya. Paling cepat kalau tipe yang periang dan terbuka dan bergaul sampai 2 atau 3 kali konseling sudah selesai. Namun kalau tertutup dan pendiam bisa sampai 2 bulan,” pungkasnya.

sumber: jambi ekspres

Berita Terkait



add images