Kita sekarang hidup di zaman superhero. Pahlawan dari buku komik yang diadaptasi ke layar film. Dan kayaknya nih, sekarang Marvel berada di garis depan berkat karakter superhero mereka yang difilmkan. Sebut aja, Iron Man, Captain America, dan koalisi superhero Marvel di The Avengers. Bahkan superhero Marvel Spider-Man di reboot ulang dalam bentuk baru dengan judul Amazing Spider-Man yang pertama kali ditayangkan pada tahun 2012 dengan alur cerita yang baru, ternyata juga menuai banyak pujian. Pujian tersebut dilontarkan oleh sobat X-movie kita, Wina Devia Aprina, Nadila Anisa, dan Ayu Wandari.
Kalau Wina Devia Aprina menilai film ini kuat untuk alur ceritanya. Kalau kita lihat dari sinopsis The Amazing Spider-Man sendiri, kita udah dapat gambaran bahwa emang film ini punya banyak konflik yang akan lebih besar ketimbang installment pertamanya yang straight-forward and been there before. Film ini seperti menawarkan sesuatu yang baik dan menarik. Marc Webb udah terlihat berusaha keras untuk membangun image baru untuk sang manusia laba-laba agar nggak terbayang-bayang dengan versi Sam Raimi.
Pada installment pertama, Marc Webb masih memberikan selipan-selipan tribute dari film Spider-Man milik Sam Raimi untuk filmnya. Untuk sekuelnya, Marc Webb benar-benar membangun universe dari The Amazing Spider-Man miliknya and it going to be great one. Marc Webb memang menitikberatkan The Amazing Spider-Man miliknya ini pada elemen ‘how the story goes’. Pada first installment, mungkin action sequences terlihat kurang begitu besar dan biasa saja. But how about the sequel?
Sekuel kali ini memang lebih besar. Besar kali ini memang dalam banyak artian. Pertama, bagaimana cerita di sini akan dibuat lebih rumit ketimbang film pertamanya. Inilah hal menarik dari Marc Webb, this is what sequel is used to be, membuat installment keduanya kali ini benar-benar memiliki benang merah dengan film pertamanya. Adegan opening dari masa kecil Peter Parker yang di film predesesornya hanya ditampilkan sekelumit. Maka di film keduanya kali ini, akan ada penggalian lebih dalam lagi tentang masa kecil Peter Parker agar memiliki dimensi ruang cerita yang lebih luas.
Dan bagaimana Peter Parker juga masih berkutat dengan berbagai cerita hidupnya sebagai remaja yang harus bertransformasi untuk menjadi sosok manusia dewasa yang bertanggung jawab.
Apalagi dengan banyak karakter yang masuk, tentunya cerita dalam film ini lebih banyak lagi. The Amazing Spider-Man 2 harus memiliki pembagian dengan jam terbang tinggi agar tidak berat sebelah. Tetapi pada akhirnya, dengan durasi sekitar 141 menit malah membuat film ini di beberapa bagian terasa overlong dengan cerita yang masih berantakan. Well, bisa dibilang The Amazing Spider-Man 2 ini adalah jembatan untuk film selanjutnya dengan menceritakan berbagai karakternya agar lebih kuat untuk film selanjutnya.
Tetapi kalau aja ditangani lebih baik lagi, cerita di film ini akan memiliki lebih memikat. Dan daya pikat yang berhasil mendapat presentasi dengan baik adalah Gwen and Peter relationship. Jangan salahkan jika Marc Webb berhasil mengolah itu, ingat dong karya brokenhearted masterpiece miliknya (500) Days of Summer. Kekuatan itu pun hadir juga lantaran bagaimana chemistry antara Andrew Garfield dan Emma Stone yang benar-benar terasa dekat dengan para penontonnya.
Yaps, nggak salah kalau Wina, sapaan akrabnya memuji akting cewek cantik ini sebagai Gwendolyn Stacy. Padahal nih, sebenarnya Emma Stone awalnya kesusahan untuk memerankan pelajar yang gemar Biologi, meski pelajaran ini juga ia sukai. Pengalaman homeschooling, membuatnya melewatkan beberapa praktikum Biologi di laboratorium. Akhirnya, Stone berusaha mencari tahu dari paman dan bibinya yang bekerja di laboratorium Merck. Di sini, ia bisa melihat dan “magang” untuk mengetahui apa yang harus dilakukan di sebuah laboratorium biologi, seperti peran yang menuntutnya dalam beberapa scene di The Amazing Spider-Man. Good job Stone!
Cuma kelemahannya adalah pembangunan karakter sosok Electro yang seharusnya sebagai villain utama. Toh, tokoh dirinya disini seperti tanpa memiliki tujuan yang secara harfiah jelas untuk menyerang dan marah kepada seorang Spider-Man. Maka, jangan salahkan penonton jika akan mengira musuh utamanya adalah Harry Osborn.
Faktor penguat perkiraan tersebut adalah bagaimana Dane DeHaan bermain dengan sangat bagus untuk peran itu. Beringas tetapi memiliki kerentanan dalam hidupnya dengan perpaduan yang sangat menarik. Jika, The Amazing Spider-Man 2 akan lebih menyorot Peter and Harry as friend but going to be an enemy, it will be greater and yet bigger. Dengan selipan satu twist yang akan membuat penontonnya akan membeku saat menonton adalah poin plus. Dan bagusnya, Marc Webb tahu benar bagaimana menyelipkan hal tersebut dengan sangat baik.
Kedua, ketika kekurangan instalmen pertama dari The Amazing Spider-Man 2 adalah bagaimana action sequences yang lebih intens dan besar. Jangan khawatir, sekuelnya kali ini menawarkan sesuatu yang lebih besar pun lengkap dengan CGI yang menarik ditambah efek-efek slow motion yang menyegarkan. Terlebih disokong dengan filmnya yang dirilis dalam format 3D and that’s a definition of the real 3D format for a movie. Benar-benar menyapa penontonnya dengan begitu baik. Nggak heran kalau Nadila Anisa memuji kualitas visualnya yang keren.
Selanjutnya, teknis yang bagus pun menyokong film ini. Bagaimana sinematografi yang menangkap banyak angle kamera yang sangat memanjakan mata. Landscape setting kota New York di dalam semua adegan yang tertangkap oleh kamera benar-benar indah. Belum lagi tambahan scoring dari Hans Zimmer dengan bantuan The Magnificents Six serta Pharrell Williams dan Johnny Marr. Dan Marc Webb memiliki referensi lagu-lagu yang bagus untuk beberapa adegan filmnya and its good.
Misalnya aja untuk menghadirkan nuansa Rock and Roll, sutradara Webb memasang single “Heroine” milik the Velvet Underground di salah satu scene penting Lizard. Ide ini muncul dari Rhys Ifans yang memerankan karakter Dr. Curt Connors (Lizard) di The Amazing Spider-Man. Lagu ini dimunculkan Webb untuk memberi kesan dramatis scene, yaitu keluarnya karakter protagonist di film ini. Nggak cuma di film, lagu ini juga diputar saat syuting, agar Ifans benar-benar menghayati perannya.
Overall, The Amazing Spider-Man 2 adalah sebuah sekuel yang lebih besar ketimbang film pertamanya. Dengan penuh percaya diri, The Amazing Spider-Man melaju untuk menyaingi film pertamanya. Tetapi, masih memiliki kekurangan-kekurangan kecil yang harusnya bisa diolah lebih baik lagi. But with top-notch action and how the good story goes, ini benar-benar menghibur.
Sumber : Jambi Ekspres