Kesadaran lingkungan hidup harus ditanamkan sejak dini, termasuk di usia sekolah. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Jambi mengimbau Pemkot Jambi melalui Dinas Pendidikan dan pihak kepolisian memberlakukan larangan pelajar bersepeda motor ke sekolah. YLKI secara khusus minta agar pelajar menggunakan sepeda atau berjalan kaki saja saat pergi ke sekolah.
Imbauan ini salah satu tujuannya adalah meminimalkan kemacetan yang makin mengganggu di Kota Jambi. "Program ini bisa meminimalkan kemacetan yang saat ini semakin meresahkan dan menjadi persoalan serius di Kota Jambi," kata Ketua YLKI Jambi, Warasdi.
Menurut dia, perkembangan Kota Jambi saat ini yang makin ramai makin tak terbendung dengan persoalan kemacetan seperti kota besar lainnya di Tanah Air. Oleh karena itu, diperlukan penataan ulang dan perencanaan penanganan dini oleh Pemkot dan kepolisian.
"Para pelajar SMA dan SMP yang sebenarnya tidak atau belum boleh memiliki SIM mengendarai sepeda motor, mulai saat ini harus tegas pelarangannya," katanya.
Di sisi lain, sebagai solusi jalan kaki bagi siswa yang rumahnya dekat sekolah dan bersepeda bagi yang tempat tinggalnya jauh adalah cara yang sangat elegan diberlakukan. Program ini sejalan dengan program 'go green yang ramah lingkungan, kota hijau bebas polusi, atau program 'bike to work' yang makin populer digeluti masyarakat saat ini. "Jika perlu Pemkot bisa membuat Perda untuk mengatur hal ini," katanya.
Menurut dia, akan lebih baik jika Pemkot Jambi dan kepolisian mencanangkan program 'bike to school' sebagai proyek percontohan bagi penananganan masalah kenakalan remaja di jalan raya yang selama ini menjadi masalah bagi kota-kota besar.
"Pada zaman dahulu anak sekolah berangkat ke sekolah berjalan kaki atau bersepeda beramai-ramai. Tidak ada siswa yang berani bersepeda motor, apalagi bermobil ke sekolah, meskipun dia anak orang kaya. Nah, kenapa semangat lama itu tak kembali dibangkitkan dan dikembangkan dalam upaya kita membangun generasi saat ini," tegas Warasdi.(set)
