iklan DIPADAMKAN: Api yang membakar lahan tengah dipadamkan oleh petugas.
DIPADAMKAN: Api yang membakar lahan tengah dipadamkan oleh petugas.
MUARASABAK , Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Kadishutbun) Tanjabtim, Adil P. Aritonang menyatakan, hingga akhir Maret,  terdata seluas 800 hektar lahan di beberapa titik di Tanjabtim dilalap api. Menurutnya, kebakaran yang terjadi baik kebakaran hutan dan lahan perkebunan.

Potensi kebakaran ini meliputi hampir seluruh Kecamatan di Tanjabtim. "Lahan yang terbakar, meliputi areal hutan dan lahan perkebunan masyarakat," katanya.

Dikatakannya, berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi dan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bulan Juni nanti diprediksi akan masuk pada fase cuaca ekstrim yang berdampak pada terjadinya kemarau panjang. Ini mengharuskan Pemkab dan pihak terkait mengambil langkah preventif dengan cara menyiagakan satuan personil pemadam kebakaran.
"Kemudian melengkapi sarana dan prasarana pemadam kebakaran," jelasnya.

Saat ini pihaknya telah mengusulkan pembelian sejumlah peralatan untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran lahan seperti alat berat berupa eksavator mini. "Yang berfungsi untuk membuat sekat bakar agar tidak meluas dan bisa dibawa oleh mobil truk," ujarnya.

Kemudian, lanjut Adil, mesin pompa pemadam kebakaran sebanyak dua unit, selang distribusi sepanjang 75 meter termasuk meminta penambahan personil pemadam tambahan sebanyak dua regu atau 30 orang. "Ini semua sudah kami usulkan ke pak bupati, dan sekarang kita masih menunggu petunjuk lebih lanjut," paparnya.

Dia mengungkapkan, secara umum penyebab kebakaran ini terdiri dari beberapa faktor. Diantaranya, faktor alam seperti kemarau panjang. Kemudian vegetasi lahan yang rawan terbakar dan lahan gambut yang cepat merambat.

Kemudian faktor sosial, yakni konflik antar masyarakat dengan perusahaan di bidang perkebunan seperti proses ganti rugi, penyerobotan lahan, kecemburuan sosial yang berpotensi menimbulkan pembakaran. Disisi lain tingkat kesadaran dan pengetahuan lingkungan dan hukum yang relatif masih rendah.

Selain itu faktor ekonomi juga dianggap sebagai salah satu penyebab terjadinya kebakaran lahan. Dimana ketidakmampuan masyarakat dalam membuka lahan dengan menggunakan peralatan yang menyedot biaya yang cukup tinggi. Sehingga membuat masyarakat membuka lahan dengan cara manual alias membakar.

"Untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran ini kita juga telah membentuk tim koordinasi di setiap Kecamatan dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar kiranya bekerjasama untuk menjaga agar tidak terjadi kebakaran," tandasnya.

Sumber : Jambi Ekspres

Berita Terkait



add images