Proses Penerimaan Siswa Baru (PSB) SMA Titian Teras disoal. Pasalnya, proses tersebut dinilai tak transparan. Karena, hasil seleksi yang diberikan dan sudah dilakukan pihak sekolah diumumkan tanpa disertai nilai. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi sejumlah orang tua wali murid yang mendaftarkan anaknya ke sekolah itu.
Seleksi sendiri dilakukan dalam 3 tahapan, diantaranya, seleksi administrasi, seleksi akademik dan yang terakhir psikotes. Salah satu orang tua wali murid yang tak lolos dan enggan disebutkan namanya menyebutkan, dalam seleksi ini pihak sekolah tak transparan.
Diakuinya, anaknya ditetapkan tak lolos seleksi akademik. Hanya saja, dia mengaku tak tahu berapa sebenarnya nilai anaknya sehingga dinyatakan tak lolos. "Kita ingin tahu berapa nilainya. Di pengumuman dalam wabsite itu tak ada dicantumkan nilainya. Bahkan, saya sudah menemui panitia seleksi penerimaan siswa baru untuk melihat nilainya, tapi tak diberikan. Katanya itu rahasia. Bahkan dikatakan itu sudah perintah pak HBA. Dia berani mencatut nama Gubernur," keluhnya.
Dia menduga, dalam seleksi ini banyak siswa titipan dan ada praktek jual kursi yang dilakukan pihak sekolah dan panitia seleksi. "Saya menduga banyak siswa titipan dan banyak permainan. Dia mencatut nama hBA malahan. Ada 600 orang yang dirugikan, ini jelas ada permainan. Kami tak boleh melihat nilai," ungkapnya.
Dikatakannya, penentuan kelulusan ditentukan saat seleksi akademik. "Bagaimana bisa puas, nilainya saja disembunyikan. Kalau lolos akademik kan baru bisa ikut psikotes. Kita minta transparan, beritahu nilainya berapa biar kita puas dan tahu berapa nilai dan kenapa tak lolos," ujarnya.
Sementara itu, Edi Purwanta, Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Titian Teras sendiri mengaku sudah berupaya maksimal membuat PSB ini berjalan dengan transparan. Hanya saja, menurut dia, dalam transparansi tak semuanya harus diketahui khalayak ramai dan diekspos. "Kita sudah online pendaftaran dan seleksi serta hasilnya pengumuman juga sudah diberi peringkat juga," jelasnya.
Disampaikannya, untuk nilai, pihaknya sudah menetapkan angka 5, 4 sebagai nilai terendah dalam seleksi ini. Sehingga, jika ditetapkan tak lolos, artinya, kata dia, nilainya pasti dibawah itu. "Yang ditetapkan kita itu kan nilainya 5, 4. Berarti kalau tak lulus kan nilainya dibawah 5, 4 itu, walau tak dicantumkan nilainya," katanya.
"Jadi kita peringkat secara umum dan diambil paling rendahnya 5, 4 tertinggi 7 koma berapa. Jadi itu yang masuk untuk tes berikutnya. Kan ada 3 tes, admisnistrasi, akademik dan yang terakhir yang mau dirapatkan itu, hasil psikotes, fisik kesehatan soal kesamaptaan dan wawancara," tambahnya.
Jadi apakah dirinya membantah jika seleksi dilakukan tak transparan? Dia mengatakan, transparan tak berati semuanya bisa dibaca dan diketahui. "Yang jelas kita sudah berusaha semaksimal mungkin transparansi dengan menjalankannya lewat website tadi," katanya lagi.
Ditanya soal alasan kenapa tak mencantumkan nilai akademik agar calon siswa tahu berapa nilainya? Dia mengatakan itu kebijakan. "Itu kan semua sekolah yang seperti kami seperti taruna nusantara, man cendikia kan tak semuanya vulgar. Karena itu ada kebijakan sekolah agar tak terjadi gejolak makanya dilakukan begitu," ujarnya.
"Nanti dicantumkan gejolak, tak dicantumkan juga gejolak jadi masih itu lah. Jadi ada yang komplain ya biarlah, dimana-mana kan begitu," tambahnya.
Sementara hasil seleksi sendiri, diakuinya akan diumumkan 7 Juni mendatang. "Hasilnya belum, pengumuman akan dilakukan tanggal 7. Kemungkinan hasil psikotes dan hasil lainnya tanggal 5 atau tanggal 6 baru selesai. Tinggal menunggu hasil psikotes dan rapat terakhir dan ditentukan siapa yang lulus," terangnya.
Soal berapa kuota yang disiapkan, dia menyebutkan, kuota mereka sebanyak 192 siswa baru. "Rencananya kita menerima untuk 6 kelas. Satu kelas itu maksimal 32 orang. Rencana tanggal 7 hasilnya kalau tak molor hasil psikotesnya," tandasnya.
Sumber : Jambi Ekspres