Rahmat Derita (RD) Kepala Dinas Pendidikan provinsi Jambi menyampaikan, pengumuman hasil seleksi tanpa disertai nilai di SMA TT dalam PSB tahun ini merupakan tanggung jawab Kepsek SMA TT. Dia menyebutkan, pengumuman dengan atau tanpa nilai adalah hal tekhnis. "Itu tekhnis diumumkan hanya nama tanpa nilai. Jadi sma TT itu UPTD, tentu semua tindakan apapun itu tanggung jawab SMA TT. Bukan sampai kesana jadi urusan Kadisdik. Saya hanya mengarahkan berapa orang pendaftarannya," katanya dikonfirmasi.
"Kemarin yang mendaftarkan diri 1400 lebih. Lalu berapa kapasitas yang tersedia, ternyata ada 170 sampai 176. Bagaimana cara seleksinya, jadi seleksi administrasi dulu, lalu seleksi akademik dan ada wawancara. Saya bilang waktu dia tes akademik, supaya kita banyak pilihan, ketika mau menentukan psikotesnya maka jangan langsung dihajar sampai nilai terkecil. Coba diperbesar peluangnya, maka sampailah pada waktu itu untuk bisa mengikuti psikotes itu 450 orang," sambungnya.
Dia menyebutkan, hal itu dilakukan dengan harapan nantinya ada anak yang dari sisi akademiknya belum berkembang, nanti berkembangnya ditempat dia sekolah dan bergantung kepada siapa gurunya yang mengajar. "Jadi lihat hasil psikotesnya. Ada tidak kemungkinan anak yang punya kapasitas intelejensi tinggi tapi hasil belajar rendah. Jadi itu tak bagus, namun ada peluang agar akademiknya bagus. Nanti setelah masuk baru tahu potensi apa yang dimiliki. Jadi jangan langsung dihukum, nilai akademiknya rendah sementara psikotesnya tinggi kita menghilangkan dia," jelasnya.
Soal sejauh apa pengawasan pihaknya terhadap pelaksanaan PSB itu, dia menyatakan, Dinas Pendidikan Provinsi terjun langsung mengawasinya. "Kita darisini ada kabid monev, pak martunis dan kasi SMA dikirim kesana untuk pengawasan," ujarnya.
Soal keluhan tak transparan, dia membantah hal tersebut langsung. Menurutnya, seleksi sudah transparan. "Tentu sangat transparan. Dari 1400 orang karena diseleksi administrasi berkurang dan akademik berkurang. Itu kan sudah diumumkan. Kecuali yang 450 lolos akademik untuk ikut psikotes tak diumumkan kan jadi persoalan. Itu kan baru dari 1400 ke 450. Nanti dari 450 menjadi 176 itu harus dicantumkan," jelasnya.
Soal adanya indikasi siswa titipan, dia dengan tegas juga membantahnya. "Tidak, kita kan pelayanan pendidikan dan azasnya keadilan. Kan kriterianya ada. Administrasi, akademik yang ada standarnya yang menentukan sehingga mendapatkan 450 orang dan mereka ikut psikotes. Itu kan dites lagi, intelegensia berapa, fisik berapa, kesehatan berapa, sikap berapa. Jadi standar itu nanti diumumkan nanti dia sampai standar mana. Kan ini bayar, ini sangat transparan," tandasnya.
Sumber : Jambi Ekspres