Intelejen olahraga (sport intelegent) harus segera beraksi. Ini terkait program Merpati Emas 2016 yang dicanangkan KONI Jambi.
Informasi sport intelegent penting, mengingat KONI daerah lain di Indonesia pasti juga melakukan hal yang sama. Intijen harus bergerak sejak sekarang. Tugasnya memantau persiapan pesaing-pesaing atlet Jambi.
"Jangan sampai Jambi terlena dengan kegiatan sendiri, tapi lupa memantau kekuatan lawan," kata Asnawi Nasution, pemerhati olahraga Jambi.
Data tentang atlet mana saja yang berada pada level sama dengan atlet Jambi harus terus dipantau. Jangan sampai mereka dilenakan dengan Merpati Emas. "Merpati Emas harus terus berjalan, tapi pemantauan terhadap kondisi atlet lawan juga penting. Sebab, dari situlah informasi penting bisa kita dapatkan," tukasnya.
Artinya, tidak hanya dalam even Kejurnas, kalau perlu pengurus Merpati Emas punya bank data atlet-atlet pesaing atlet Jambi. Ini penting untuk melihat peluang. "Kalau memang hingga kualifikasi PON atlet kita masih keteteran dan tidak punya peluang mendapat medali, ya tidak usah dipertahankan. Didegradasi saja," ungkapnya.
Selama ini, lanjutnya, Jambi sering melupakan data lawan. Akibatnya, perkembangan atlet Jambi tidak menunjukkan peningkatan lantaran hanya menggunakan data perkembangan atlet sendiri tanpa melihat perkembangan lawan.
Contoh sudah banyak ditunjukkan. Salah satunya adalah saat PON XVII/2008 di Kaltim lalu. Dasar hasil Kejurnas dan Porwil dijadikan acuan untuk prediksi perolehan medali di PON. Hasilnya nol besar. Hampir semua target melayang waktu itu.
Ini, lanjut Asnawi, adalah karena mengandalkan kemampuan atlet tanpa melihat kontingen lain. "Atlet daerah lain juga berlatih. Mereka tidak diam. Kitalah yang harus mencuri informasi dari mereka, sudah sejauh mana materi latihan mereka," tutur komisaris Bank 9 Jambi ini.(*)
Penulis: Indrawan Setyadi.