iklan SILATURAHMI: Budayawan Jambi saat mengeglar kegiatan untuk menjalin dilaturahmi di Museum Perjuangan Rakyat Jambi, kemarin.
SILATURAHMI: Budayawan Jambi saat mengeglar kegiatan untuk menjalin dilaturahmi di Museum Perjuangan Rakyat Jambi, kemarin.
Nilai budaya yang terus menerus tenggelam dan tak dipahami kaum remaja membuat para budayawan Jambi tergerak. Kemarin, para budayawan yang tergabung dalam Komunitas Peduli Budaya Jambi (KPBJ) menggelar silaturahmi. Apa yang dibahas?

-------------------

TERUS tenggelamnya nilai kebudayaan melayu Jambi membuat para budayawan Jambi bertindak. Masyarakat kebanyakan, utamanya kaum remaja saat ini sudah banyak yang tak mengetahui keutamaan adat melayu Jambi.

Terus masuknya kebudayaan barat ke Indonesia, dan tak terkecuali Jambi, membuat kebudayaan ketimuran Jambi kian dilupakan. Oleh karenanya, untuk mengantisipasi terus diinggalkannya adat budaya melayu Jambi ini, para budayawan yang tergabung dalam Komunitas Peduli Budaya Jambi (KPBJ) mengadakan Silahturahmi.


Dalam pertemuan silaturahmi ini, para budayawan menggagas beberapa hal untuk memperkenalkan budaya melayu Jambi kepada para remaja. Silahturahmi yang diadakan KPBJ di Meseum Perjuangan Rakyat Jambi mengambil Tema ‘Bagaimana Mengangkat Kembali Budaya-Budaya Jambi’.


Puluhan budayawan terlihat hadir dalam kesempatan ini. Diantaranya seperti Raja Matahari, Sulthan Abdurahman Thaha Syaifudin, Raja Kerajaan melayu Jambi. Selain itu, Sudirman dari Tanjabtimur, Ulul Azmi dari Sarolangun, dan Azhar HM dari Batanghari.


Maizar Karim, Ketua Komunitas Peduli Budaya jambi (KPBJ) mengatakan kaum remaja tak mengenal budaya melayu Jambi asli. “Kita perlu dua hal. Kita akan mengenalkan budaya melayu Jambi melalui pendidikan formal atau non formal,” katanya saat diadakannya silaturahmi itu.


Disebutkannya lagi, dalam menyukseskan rencana itu, KPBJ memiliki peranan. “Kita menggali hal-hal yang bernilai budaya. Itulah yang akan kita sosialisasikan kepada remaja-remaja sekarang. Kita akan mengukuhkan norma-norma, adat istiadat dan peran rasa budaya,” ujar Maizar.


“Kalau tidak kita menyadarkan mana mungkin mereka bisa mengenal kalau budaya tidak muncul dan digali kepermukaan. Kita perlu menggali itu dan mensosialisasi itu, sehingga masyarakat dan para remaja bisa membangkitkan kembali Budaya Jambi,” tegasnya. (*)

Penulis : DEDI AGUSPRIADI

Berita Terkait



add images