iklan Ilustrasi Net
Ilustrasi Net
KERINCI, Guru-guru di Sekolah Terpencil di Kabupaten Kerinci mengeluhkan dipotongnya uang tunjangan sekolah terpencil yang diberikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kerinci. Seharusnya mereka menerima Rp 6 juta per tahun, kini mereka hanya menerima Rp 1,5 juta per tahun.

Salah seorang guru yang mengajar di Sekolah Dasar (SD) Desa terpencil mengatakan, seharusnya tunjangan sekolah terpencil yang diterimanya per tahun sebesar Rp 6 juta atau Rp 500 ribu per bulan. Namun tahun 2012 lalu dirinya hanya menerima Rp 1,5 juta, sedangkan Rp 4,5 juta dipotong pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kerinci.

Dia mengatakan, pihak Disdik Kabupaten Kerinci beralasan memotong tunjangan guru sekolah desa terpencil, karena diberikan kepada tenaga honorer.  "Di SD tempat saya mengajar ada 4 orang guru PNS dan 4 orang honorer. Jadi uang tunjangan untuk 4 orang guru PNS dipotong sebesarnya Rp 18 juta. Dari Rp 18 juta, uang yang diberikan untuk honorer hanya Rp 1,2 juta per orang atau totalnya Rp 4,8 juta untuk 4 orang honorer. Sisanya 13,2 juta tidak tahu kemana," ujarnya sumber Jambi Ekspres yang tak mau disebutkan namanya.

Diungkapkannya, saat ini jumlah sekolah terpencil di Kabupaten Kerinci sebanyak 15 sekolah dengan jumlah guru sekitar 50 orang guru. "Sekolah terpencil itu seperti di Desa Pauh Tinggi, Kecamatan Gunung Tujuh, Kecamatan Batang Merangin, Desa Renah Kasah, Kecamatan Kayu Aro, Desa Pungut, Renah Pemetik, Sungai Kuning dan lainnya," sebutnya.

Dia mengaku pernah menerima uang tunjangan guru sekolah desa terpencil utuh sebesar Rp 6 juta pada tahun 2009 dan 2011, tapi tahun 2010 dipotong Rp 2 juta dan 2012 dipotonh Rp 4,5 juta. "Tahun 2010 alasannya untuk pajak, padahal saat itu saya baru golongan 2 dan belum kena pajak. 2012 alasannya lain lagi, untuk guru honorer," ujarnya.

Sejak dipotong uang tunjangannya, ia mengaku hanya mengajar 2 kali dalam sepekan. "Biaya sehari-hari saya dari Sungaipenuh ke sekolah yang menempuh waktu 3 jam pulang balik saja Rp 50 ribu, kalau setiap hari saya ke sekolah saya tidak mendapat apa-apa. Kami mengharapkan uang tunjangan itu sebagai uang transport kami," tandasnya.

Sementara itu Kepala Disdik Kabupaten Kerinci, Monadi saat dikonfirmasi mengatakan, dana tunjangan untuk guru di Desa terpencil itu berasal dari Pemerintah pusat. Menurutnya pihak Dinas Pendidikan tidak tahu menahu mengenai tunjangan tersebut. "Uang itu dari pusat langsung kerekening guru yang bersangkutan," ujarnya.

Dia mengaku tidak tahu berapa jumlah uang yang diterima guru tersebut dan berapa total guru yang mengajar di Desa terpencil. Menurutnya, jika tahun 2012 guru hanya menerima Rp 1,5 juta per tahun itu bisa saja terjadi karena anggaran dari pusat hanya sebesar itu. "Bisa jadi berkurang, karena anggarannya hanya sebanyak itu," ujarnya.

Namun Monadi juga mengatakan, bisa jadi tunjangan guru itu dipotong oleh pihak sekolah untuk diberikan kepada guru honorer. "Kalau itu kebijakan ditingkat sekolah, kebijakan tingkat bawah. Bisa saja ada indikasi pihak sekolah menjual nama Dinas Pendidikan untuk memotong tunjangan itu," pungkasnya. (sumber: jambi ekspres)

Berita Terkait



add images