PROFESI DJ selalu dikaitkan oleh sebagian orang sebagai sebuah profesi negatif, karena berhubungan dengan dunia malam. Namun, pada kenyataannya, image itu tidaklah benar. Ini diakui sendiri oleh Tommy Reza, seoarang DJ di Kota Jambi
DJ atau deejay, inilah sapaan yang biasa melekat pada profesi seorang Disc Jokey (DJ). Seorang DJ adalah seorang yang terampil dalam memilih dan memainkan rekaman suara atau musik yang direkam sebelumnya untuk bisa dinikmati para pendengar sambil berjoget sesuai yang diinginkan.
Inilah profesi Tommy Reza (21). Berawal dari kesukaannya terhadap musik beraliran disco, menghantarkan dirinya pada profesi sebagai DJ yang kini ia sedang ia jalani. Tommy Reza kini bergabung dengan sebuah komunitas DJ bernama CkzPro DJ.
"Sejak kecil aku udah suka dengan musik. Terutama musik yang braliran disco,’’ kata Tommy kepada Jambi Ekspres pada saat diwawancarai di Café Cokolatoz miliknya di Kota Baru.
Komunitas CkzPro DJ yang diikuti mahasiswa Unja ini berdiri sekitar setahun yang lalu. Beranggotakan enam orang yaitu terdiri dari 5 cowok dan satu orang cewek.
DJ menghadirkan hiburan dan kesenangan kepada orang-orang yang berada di club-club malam, di acara resepsi pernikahan, di arena konser, bar, pesta sebuah organisasi, pameran karnaval dan tempat lainnya.
“Kami sudah main di Hotel Aston, Ceria Hotel, Club Nigt, acara ultah WTC, Jamtos, Zona Cafe, acara party anak sekolah, Tapi belum pernah keluar Jambi,” sebutnya.
Mahasiswa Semester 7 Universitas Jambi ini juga mengatakan sebagai seorang DJ harus mengerti mengunakan peralatan suara dan pencahayaan, seperti speaker, mixer, turn table, laptop software MP3 dan lainnya agar tercipta musik yang bagus, unik, baur dan ritme kompilatif yang menarik.
”DJ biasanya harus datang lebih awal untuk menguji dan mengecek segala peralatan musik,” ungkapnya.
Mahasiswa Jurusan FKIP Bahasa Indonesia ini menyebutkan untuk penentuan harga sesuai dengan kesepakatan dengan pihak yang mengadakan acara.
“Biasanya untuk acara sekolahan kita ambil sekitar Rp 800 ribu dan untuk acara di gedung sekitar Rp1,5 juta,” katanya
Namun terkait dengan profesinya sebagai DJ, Tommy Reza mengatakan sebagian orang menilai bahwa DJ itu sebagai profesi negatif karena berhubungan dengan dunia malam. Tapi, pada kenyataannya, sangatlah tidak benar.
“Kalau kami Insya Allah tidak seperti dengan penilaian orang, jadi pandangan orang yang negatif dengan pemain dj, bisa menjadi acuan untuk kami kedepannya,’’ terangnya.
Pada intinya, profesi menjadi seorang DJ tidak hanya memutar cakram, menyajikannya dan menghibur pendengar.
”Seorang DJ merupakan pekerjaan yang sangat menyenangkan dan memiliki tingkat stress yang sangat rendah,” tandas Tommy.
(*)