BARI - Italia akan memulai era baru setelah gagal total pada Piala Dunia 2014 di Brasil. Antonio Conte akan memulai debutnya sebagai pelatih baru Gli Azzurri. Eks pelatih Juventus tersebut memimpin Italia melawan Belanda pada laga persahabatan di San Nicola, Bari dini hari nanti.
Allenatore 45 tahun tersebut secara mengejutkan meninggalkan Juventus pada musim panas lalu. Padahal Conte menikmati kesuksesan besar dengan mendominasi Serie A dalam tiga musim terakhir.
Menjadi gelandang bertahan selama 13 tahun di klub Turin itu, Conte menjadi pelatih Juve pada 2011. Sebelum membesut Juve, dalam karir kepelatihannya, dia membawa AS Bari dan AC Siena promosi ke Serie A masing-masing pada musim 2008-2009 dan 2010-2011.
Statistik paling menonjol Conte bersama Juve terjadi pada musim 2011-2012 dan 2013-2014. Pada musim awalnya, dia membuat Bianconeri tidak terkalahkan. Sedangkan pada akhir masa jabatannya, Conte membuat Juve menaklukkan Serie A dengan mengoleksi 102 angka, sebuah rekor baru di Italia.
Tugas Conte bersama Italia akan sangat berat. Sebab juara dunia empat kali tersebut mengalami fase yang sangat buruk. Pada Piala Dunia 2014, Italia bahkan tidak bisa lolos dari fase grup.
Debut Conte semakin berkesan karena pertandingan akan diselenggarakan di San Nicola. Lahir di Lecce, dia adalah anak asli Puglia, area yang juga meliputi Bari.
Pilihan Conte sebagai pelatih adalah opsi yang paling aman untuk Federasi Sepak Bola Italia (FIGC). Rekor sudah berbicara dengan sendirinya.
Dua musim beruntun sebelum Conte menjadi pelatih, Juventus terpuruk di peringkat ketujuh Serie A. Namun, ketika pelatih kelahiran Lecce itu masuk, La Vecchia Signora diubahnya menjadi kekuatan yang sangat dominan di Serie A. Nah, kebangkitkan itulah yang diharapkan bakal menular ke Timnas Italia.
"Kami harus kembali pada antusiasme dan kegembiraan. Membawa kembali Italia pada apa yang harusnya mereka terima. Sebab, setelah Brasil, kita adalah negara sepak bola terpenting di dunia," ucap Conte kepada Ansa.
"Tim kami harus rendah hati, tetapi bangga, dan tabah. Kami harus memenangkan kembali rasa kasih sayang rakyat Italia. Di Bari, mereka baru saja menjual 34.000 tiket. Respon itu membuat saya amat bangga," imbuh pria yang memulai karir kepelatihannya di Arezzo itu.
Langkah baru Conte adalah tidak membawa striker kontroversial Mario Balotelli dalam timnya. Walau bomber Liverpool tersebut dalam kondisi fit, Conte lebih memilih penyerang lain.
Yakni Mattia Destro (Roma), Stephen El Shaarawy (AC Milan), Sebastian Giovinco (Juventus), Ciro Immobile (Borussia Dortmund), Pablo Osvaldo (Inter), dan debutan Simone Zaza (Sassuolo).
Beberapa pemain penting lain juga ditinggal namun dengan alasan cedera. Yakni defender Juventus Giorgio Chiellini (betis), Gabriel Paletta (punggung), dan Daniel Osvaldo (hamstring).
"Kerja ini merupakan tantangan bagi saya. Dan saya yakin bahwa saya bisa membantu anak-anak untuk memahami konsep yang saya bawa dengan mudah. Jika Anda bekerja keras setiap hari dengan pemain, semuanya akan menjadi gampang," tegas Conte.
Di sisi lain, Belanda juga akan mengalami era baru tetapi lama. Louis van Gaal yang mundur dan menjadi manajer Manchester United digantikan oleh Guus Hiddink. Pelatih 67 tahun tersebut pernah mengarsiteki Belanda pada tahun 1994 hingga 1998.
Hiddink tidak membawa sejumlah pemain kuncinya dalam pertandingan ini. Antara lain Trio penyerang Arjen Robben (engkel), Klaas Jan Huntelaar (terserang flu), dan Rafael van der Vaart (sakit). Begitu juga dengan Jordy Clasie (hamstring) dan Ron Vlaar (betis).
Hiddink memanggil kembali pemain Celtic Virgil van Dijk dan bek Paris Saint-Germain Gregory van der Wiel sebagai pengganti. Bintang PSV Luciano Narsingh juga disertakan.
Tugas Hiddink juga tidak mudah. Sebab dia harus minimal mempertahankan performa Belanda yang menempati posisi ketiga di Brasil 2014.
"Ketika saya berusia 20 tahun saya hampir bermain untuk PSV karena Hiddink. Pada menit terakhir hal itu tidak terjadi karena saya pergi ke Arsenal. Dan amat fantastis sekarang saya bisa bekerja sama dengan dia," kata kapten Belanda Robin van Persie kepada Radio Belanda, NOS.
(nur)