iklan
SAROLANGUN, Hari Pendidikan Nasional ke 105 tahun 2013 ini, menyisakan catatan dan pekerjaan rumah bagi Dinas Pendidikan Sarolangun. Pasalnya, tahun 2012 lalu ada 186 siswa yang putus sekolah, dengan alasan ekonomi.

Kepala Dinas Pendidikan Sarolangun, H. Lukman, melalui Kabid Perencanaan Dinas Pendidikan Sarolangun, Murtoyo,  mengatakan angka 186 anak putus sekolah dengan rincian 103 murid SD sederajat, 45 pelajar SMP dan 38 siswa SMA. "Untuk murid SD sederajat kebanyakan merupakan anak-anak dari Suku Anak Dalam. Sedangkan siswa SMP dan SMA sederajat yang putus sekolah kebanyakan dikarenakan membantu orang tua atau sudah terlanjur menikah," ujarnya.


Murtoyo mengtakan pihaknya sudah memiliki dan menjalankan sejumlah program untuk penuntasaan masalah jumlah penduduk yang masih buta huruf, dengan cara menjalankan program pendidikan aksara, melalui bidang Pendidikan Luar Sekolah (PLS). “Kami sudah jalankan kelompok-kelompok belajar baca dan hitung di desa-desa yang sampai saat ini masih berjalan, selain itu program paket A dan B juga masih tetap berjalan,” tukasnya.


Terkait jumlah siswa yang putus sekolah, dia mengatakan, bahwa, sejumlah beasiswa untuk siswa kurang mampu terus digulirkan setiap tahun, mulai dari SD, SMP, dan SMA. “Di Sarolangun tepatnya di Desa Pematang Kabau, Kecamatan Air Hitam, sudah diditikan SDN 191 yang khusus menampung anak Orang Rimba yang mau bersekolah. Namun tetap butuh perjuangan keras, sebab persoalannya adalah masalah motivasi yang masih terus didorong,” pungkasnya.  (sumber: jambi ekspres)

Berita Terkait



add images